Hamburg, BeritaKita-– Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun 2025, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hamburg menyelenggarakan seminar bertajuk “Pelindungan WNI dan Kesehatan Mental”. Kegiatan ini berlangsung di Gedung KJRI Hamburg pada Sabtu, 11 Oktober 2025.
Seminar tersebut terselenggara atas kerja sama antara KJRI Hamburg dan Life Architekture, sebuah lembaga konsultan psikologi dan life coaching yang fokus pada pengembangan pribadi dan keseimbangan mental.
Acara ini dihadiri sekitar 20 peserta yang terdiri dari warga negara Indonesia di Jerman, termasuk peserta program Ausbildung, FSJ, dan beberapa pekerja migran Indonesia yang sedang menjalani masa adaptasi di negara tersebut.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia di Hamburg, Renata Siagian. Dalam sambutannya, Renata menjelaskan bahwa seminar ini diadakan untuk memberikan ruang bagi para WNI dalam memahami dan mengatasi tantangan kesehatan mental selama berada di luar negeri.
Renata menegaskan bahwa kesehatan mental adalah hal yang penting untuk dibicarakan secara terbuka.
Menurutnya, “Isu kesehatan mental bukan suatu hal yang tabu dan perlu menjadi perhatian bersama.”
Ia juga menambahkan bahwa banyak tantangan yang dihadapi WNI di luar negeri, seperti rasa kesepian, kesulitan beradaptasi dengan budaya baru, kendala bahasa, serta tekanan dari ekspektasi keluarga di tanah air.
Renata menilai bahwa dukungan emosional dan sosial sangat dibutuhkan agar para pekerja dan pelajar Indonesia dapat menjalani aktivitas di Jerman dengan seimbang antara pekerjaan, pendidikan, dan kehidupan pribadi.
Lebih lanjut, Renata menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat perlindungan terhadap pekerja migran di luar negeri.
“Pemerintah berkomitmen menegaskan pelindungan dan pengembangan pekerja migran Indonesia, baik melalui kebijakan domestik maupun kerja sama bilateral,” ujarnya.
Pada sesi pertama, Konsul Protokoler dan Konsuler Ifan Pandji Kresna serta Konsul Ekonomi Cahya Sumaningsih memaparkan kebijakan pemerintah dalam pelindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Keduanya menjelaskan langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) dalam mendampingi pekerja migran secara menyeluruh, mulai dari tahap pra-penempatan, masa kerja, hingga purna tugas.
Dalam kesempatan tersebut, para konsul juga memberikan penjelasan terkait ketentuan keimigrasian dan regulasi ketenagakerjaan di Jerman agar WNI memahami hak dan kewajibannya selama tinggal dan bekerja di negara tersebut.
Sesi diskusi interaktif pun menjadi bagian menarik dari kegiatan ini. Para peserta berkesempatan menyampaikan kendala dan pengalaman pribadi selama berada di Jerman, mulai dari tekanan pekerjaan, proses adaptasi sosial, hingga persoalan psikologis yang kerap muncul akibat rasa rindu kampung halaman.
Pada sesi kedua, Coach Bayu Prihandito dari Life Architekture memimpin kegiatan deep talk yang membahas cara mengelola stres dan mengenali emosi secara positif.
Bayu mengajak peserta untuk memahami pentingnya keseimbangan antara tuntutan profesional dan kebutuhan pribadi agar kesehatan mental tetap terjaga.
Ia menekankan bahwa setiap individu perlu menyadari batas kemampuan diri dan belajar mengapresiasi proses hidup.
Dalam sesi yang berlangsung hangat dan terbuka itu, para peserta berbagi pengalaman tentang tekanan psikologis yang mereka alami serta menemukan cara-cara sederhana untuk membangun afirmasi positif.
Sejumlah peserta menyampaikan kesan positif terhadap kegiatan ini. Salah satu peserta bernama Akmal menyampaikan apresiasinya kepada KJRI Hamburg dan Pemerintah Indonesia.
Menurutnya, “Adaptasi dan masalah kesehatan mental sangat krusial untuk saat ini. Kegiatan seperti ini menjadi wadah bagi kami untuk bertemu orang-orang yang mengalami perjuangan yang sama.”
Coach Bayu Prihandito juga memberikan tanggapan positif terhadap dukungan pemerintah terhadap tenaga kerja terampil Indonesia di luar negeri. Ia mengaku kagum dengan keseriusan pemerintah dalam memperhatikan kesejahteraan psikologis pekerja migran.
“Ini merupakan kesempatan yang baik untuk mengangkat tema kesehatan mental dan melawan stigma bahwa membicarakan kesehatan mental adalah hal yang tabu,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, KJRI Hamburg berharap agar masyarakat Indonesia di Jerman, khususnya di wilayah utara, dapat saling mendukung dan memperkuat solidaritas sesama diaspora.
KJRI juga mengajak seluruh peserta untuk terus menjaga komunikasi dan tidak ragu mencari bantuan ketika menghadapi masalah psikologis atau emosional selama berada di luar negeri.
Momentum peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2025 ini menjadi pengingat bahwa setiap individu membutuhkan dukungan untuk menjaga keseimbangan hidup. Kesehatan mental merupakan bagian penting dari kesejahteraan manusia yang tidak boleh diabaikan.
KJRI Hamburg berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan yang bermanfaat bagi warga Indonesia di Jerman, baik dalam bentuk edukasi, pelatihan, maupun pendampingan sosial.
Acara pun ditutup dengan pesan solidaritas dari panitia bahwa setiap perjalanan hidup akan terasa lebih ringan ketika dijalani bersama dan disertai kepedulian terhadap sesama.
Renata Siagian mengajak seluruh WNI di Jerman untuk saling peduli dan tidak merasa sendirian dalam menghadapi tantangan hidup di perantauan. “Setiap tantangan dan perjalanan akan lebih mudah ditempuh saat kita tahu, bahwa kita tidak sendirian,” pungkasnya. ***
Editor : Redaksi