Jakarta, Berita Kita – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan keyakinannya terhadap kemampuan program-program prioritas Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga mencapai angka 8 persen.
Pernyataan ini disampaikan Luhut saat menghadiri “International Conference on Infrastructure” (ICI) 2025 di Jakarta, Kamis (12/6), sebagai tanggapan atas revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh dua lembaga keuangan internasional. Bank Dunia telah menurunkan proyeksinya dari 5 persen menjadi 4,7 persen untuk tahun 2025. Sementara Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan dari 5,1 persen menjadi 4,7 persen pada tahun 2024 dan mempertahankannya stagnan hingga 2026.
“Program yang dibuat Presiden Prabowo itu kan sangat bagus, ya. Itu bisa membuat pemerataan langsung, membuat simpul-simpul ekonomi baru,” ujar Luhut di hadapan para peserta konferensi.
Salah satu program yang dinilai dapat memberi dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG). Luhut menilai, apabila program ini dijalankan secara konsisten, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen bisa direalisasikan dalam beberapa tahun ke depan.
“Kalau kita konsisten terhadap ini, menurut hemat saya, angka (target pertumbuhan) itu di 2028, 2029, 2030 itu masih bisa tercapai,” tegasnya.
Selain menyoroti peran program unggulan, Luhut juga menggarisbawahi potensi sektor komoditas sebagai pendorong ekonomi. Ia mencontohkan komoditas kemenyan yang disebut memiliki pasar global yang menjanjikan, dengan potensi nilai mencapai 23 miliar dolar AS. Tidak hanya itu, Luhut juga menyinggung komoditas lain seperti parfum serta produk laut seperti lobster, abalone, dan rumput laut.
Terkait pengembangan komoditas rumput laut, Luhut menyampaikan bahwa sejumlah investor telah menunjukkan minat untuk berinvestasi. Salah satunya adalah Badan Pengelola Investasi Daya Nagata Nusantara (BPI Danantara), yang kini sedang menunggu hasil studi kelayakan dari kerja sama antara Berkeley University dan Indonesia.
“Sekarang sudah datang dari pemerintah sendiri, Danantara. Tinggal menunggu hasil studi yang dibuat oleh Berkeley University dengan Indonesia dan yang saya sebut di Buleleng dan di Lombok, juga dengan pihak China,” jelas Luhut.
Melalui kombinasi program prioritas nasional dan pemanfaatan potensi sumber daya alam, Luhut optimistis Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis