Cilegon, Banten BeritaKita— Di tengah kondisi efisiensi anggaran pemerintah daerah, Kelurahan Lebak Denok di Kota Cilegon justru tampil dengan wajah berbeda. Kelurahan ini mampu menunjukkan semangat kerja yang tak pernah padam. Semua itu lahir dari kepemimpinan Lurah Nurcholis, S.E., yang kini populer dengan julukan “Lurah Gass Poll”.
Julukan itu bukan tanpa sebab. Visi yang diusung Nurcholis sederhana, namun penuh makna. Ia selalu menekankan tiga hal penting dalam setiap gerak langkahnya, yakni kerja keras, kerja nyata, dan prestasi juara. Prinsip inilah yang membuat roda pemerintahan kelurahan berjalan lebih hidup dan penuh energi.
Bersama perangkat kelurahan serta lembaga kemasyarakatan kelurahan (LKK), Nurcholis berhasil menghidupkan berbagai kegiatan produktif. Aktivitas yang lahir bukan sekadar rutinitas, melainkan agenda yang menghasilkan capaian membanggakan bagi masyarakat Lebak Denok.
Salah satu bukti nyata dapat dilihat pada Posyantek Harapan Denok. Lembaga ini tidak hanya mengadakan kegiatan sekali dalam seminggu, melainkan mampu melaksanakan aktivitas dua hingga tiga kali dalam sepekan. Konsistensi tersebut memperlihatkan kesungguhan dalam menggerakkan inovasi teknologi di tingkat kelurahan.
Dari kerja keras itu, lahirlah prestasi. Posyantek Harapan Denok berhasil meraih juara 4 lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Kota Cilegon. Tak berhenti di situ, lembaga ini juga mengharumkan nama daerah dengan menyabet juara 3 Posyantek Berprestasi di tingkat Provinsi Banten.
Bidang keagamaan pun tak luput dari perhatian. Melalui Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kelurahan Lebak Denok, para qori dan qoriah binaan Al-Qur’an Training Center (ATC) berhasil menorehkan prestasi. Mereka meraih juara di ajang Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) tingkat kecamatan.
Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa kepemimpinan Nurcholis tidak hanya terfokus pada teknologi dan inovasi. Ia juga berupaya memperkuat nilai-nilai spiritual yang tumbuh di tengah masyarakat. Dengan begitu, keseimbangan antara pembangunan lahir dan batin tetap terjaga.
Keberhasilan serupa juga terlihat pada peran PKK Kelurahan Lebak Denok. Berkat kerja sama yang solid antara kader, masyarakat, serta dukungan penuh dari lurah, PKK berhasil melangkah mewakili Kota Cilegon dalam ajang lomba tingkat Provinsi Banten.
Keterlibatan lurah yang selalu hadir di lapangan menambah semangat tersendiri. Kehadiran seorang pemimpin di tengah kegiatan warga menjadi dorongan moral yang sangat berarti. Hal itu menjadikan PKK semakin percaya diri untuk tampil maksimal dalam setiap kompetisi.
Tidak berlebihan bila julukan “Lurah Gass Poll” melekat pada sosok Nurcholis. Ia dikenal tak pernah ragu untuk turun langsung mendampingi masyarakat. Setiap program kelurahan dipastikannya berjalan dengan semangat kolaborasi yang menyatukan banyak pihak.
Dalam menjalankan roda pembangunan, Nurcholis menerapkan pendekatan pentahelix. Ia menggandeng pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media untuk bersama-sama membangun Kelurahan Lebak Denok. Sinergi ini membuktikan bahwa pembangunan tidak bisa dijalankan sendirian, tetapi harus bersama-sama.
Meski terbentur keterbatasan anggaran, kreativitas dan solidaritas justru tumbuh subur. Dari keterbatasan itulah lahir beragam inovasi yang mampu membawa prestasi. Hal ini menjadi contoh nyata bahwa semangat kolektif lebih kuat dibanding kendala administratif.
Menurut Nurcholis, kerja di kelurahan bukan sekadar menjalankan kewajiban sebagai aparatur. Baginya, hal itu adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat. Ia menegaskan hal ini dengan lugas.
“Bagi kami, kerja itu bukan sekadar kewajiban, tapi pengabdian. Saat kita gas poll bersama warga, insyaAllah prestasi akan menyusul,” ucapnya penuh semangat.
Ungkapan itu seakan menjadi energi baru bagi masyarakat Lebak Denok. Kehadiran lurah yang membumi, dekat dengan warga, dan selalu siap bekerja nyata, membuat suasana kelurahan semakin hidup.
Warga merasakan langsung bagaimana program-program yang dijalankan memberikan manfaat. Mulai dari peningkatan keterampilan, penguatan nilai spiritual, hingga penghargaan atas partisipasi masyarakat. Semua itu memperkuat jalinan kebersamaan antara pemerintah kelurahan dan warganya.
Keaktifan lembaga-lembaga yang ada di kelurahan semakin menambah identitas positif. Lebak Denok kini dipandang sebagai kelurahan yang tidak hanya bergerak di atas kertas, tetapi juga menunjukkan hasil nyata di lapangan.
Setiap prestasi yang diraih tidak terlepas dari kepemimpinan Nurcholis yang mampu membaca potensi warganya. Ia menempatkan peran masyarakat bukan sekadar objek pembangunan, melainkan mitra sejajar dalam menciptakan perubahan.
Dengan cara itu, rasa memiliki terhadap program kelurahan semakin kuat. Warga merasa dilibatkan dan dihargai, sehingga mereka pun terdorong untuk ikut menyukseskan setiap kegiatan. Kolaborasi inilah yang menjadi kunci utama keberhasilan.
Kini, nama Kelurahan Lebak Denok semakin dikenal sebagai wilayah yang aktif, produktif, dan sarat prestasi. Semua ini terwujud berkat kepemimpinan seorang lurah yang bekerja sepenuh hati dan mengajak semua pihak untuk melangkah bersama.
Nurcholis membuktikan bahwa dengan semangat kerja keras, kerja nyata, dan orientasi prestasi, keterbatasan bukanlah hambatan. Sebaliknya, keterbatasan justru menjadi pemantik untuk terus bergerak maju. ***
Penulis : Safrizal Atril
Sumber Berita: Liputan