Maqbarah Al Zaytun: Tempat Peristirahatan Terakhir yang Penuh Cinta (Mengenal Tradisi-tradisi di Al Zaytun)

- Redaksi

Kamis, 17 Juli 2025 - 10:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indramayu, BeritaKita–Al-Zaytun, sebuah ekosistem pendidikan yang tak hanya berfokus pada kecerdasan intelektual, tetapi juga menyiapkan segala hajat hidup secara komprehensif. Di balik megahnya arsitektur dan semaraknya kegiatan belajar-mengajar, Syaykh Al-Zaytun menaruh perhatian mendalam pada setiap sisi kehidupan warganya.

 

Dari penyiapan bahan makanan, pengolahan, fasilitas pendidikan, sarana olahraga dan seni, tempat peribadatan, hingga sarana kesehatan, semuanya terintegrasi dalam satu visi. Bahkan, hingga tempat peristirahatan terakhir, atau yang mereka sebut Maqbarah, tak luput dari sentuhan perencanaan yang matang.

 

Maqbarah, dari akar kata qabara yang berarti mengubur, adalah sebuah tempat penguburan atau pemakaman. Dalam konteks Al-Zaytun, Maqbarah bukan sekadar lahan kosong, melainkan bagian dari fasilitas yang disiapkan khusus untuk civitas akademika dan keluarga besar Al-Zaytun.

 

Sebuah pilihan yang disediakan, bukan kewajiban, bagi mereka yang berkehendak untuk dikebumikan di sana. Ini adalah bentuk komitmen Ma’had dalam melayani warganya dari buaian hingga liang lahat, memastikan setiap aspek kehidupan, bahkan di penghujung usia, terjaga dengan baik.

 

Layanan Duka yang Mengakar: Ketika Solidaritas Bersemi di Perpisahan

 

Di Al-Zaytun, prosesi pemakaman bukan sekadar ritual, melainkan manifestasi nyata dari nilai solidaritas dan kemanusiaan yang dijunjung tinggi. Ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang terencana dengan baik, memastikan setiap tahapan berlangsung khidmat dan tanpa beban bagi keluarga duka.

 

 

Proses diawali dengan permohonan dari keluarga almarhum yang ditujukan kepada Syaykh Al-Zaytun, disampaikan melalui pimpinan unit masing-masing. Ini adalah bentuk persetujuan dan penghormatan atas pilihan terakhir almarhum. Setelah persetujuan Syaykh didapatkan, koordinasi segera dilakukan dengan tim pembangunan untuk menentukan titik lokasi pemakaman.

 

 

Tak lama berselang, tim dari karyawan Al-Zaytun sigap melakukan penggalian liang lahat menggunakan alat berat (beko), sementara tim lain menyiapkan papan penutup, papan nisan, dan kotak jenazah. Semua bergerak cepat, efisien, namun tetap sarat makna.

Baca Juga :  Sedekah Al-Qur'an ke Pelosok Garut: Upaya Mendidik dan Menanamkan Akhlak Sejak Dini

 

 

Jika almarhum wafat di dalam kampus, pengurusan jenazah dilaksanakan di Perkhidmatan Kesehatan, meliputi proses memandikan dan mengkafani. Bila ada permintaan untuk disalatkan bersama civitas, salat jenazah akan digelar di ruang perkhidmatan atau Masjid Al-Hayat, menghadirkan ribuan jamaah yang mendoakan. Jenazah kemudian dihantar menggunakan ambulans milik Al-Zaytun, diikuti oleh para pelayat yang disiapkan kendaraan kecil atau bus, memastikan semua bisa turut mengantar hingga peristirahatan terakhir.

 

Prosesi penguburan dipimpin oleh salah seorang eksponen yauasan. Dengan mengucap basmalah, petugas secara perlahan memasukkan jenazah ke liang lahat, kemudian ditutup dengan papan. Selama pengurugan tanah, lantunan doa pengantar jenazah membahana: “Minha khalaqnakum wafiha nu’idukum waminha nukhrijukum taaratan ukhra.” Sebuah kutipan dari Surah Thaha ayat 55, yang memiliki makna mendalam: “Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu, dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu, dan dari padanya pula Kami akan mengeluarkan kamu sekali lagi.”

 

Doa ini mengingatkan setiap yang hadir akan siklus kehidupan dan kematian, serta kebesaran Sang Pencipta.
Setelah prosesi penguburan selesai, pimpinan upacara pemakaman memberikan kesempatan kepada perwakilan keluarga untuk menyampaikan sambutan.

 

Dilanjutkan dengan nasihat dari perwakilan eksponen, yang menguatkan hati keluarga dan seluruh yang hadir. Acara ditutup dengan doa bersama, memohon ampunan dan rahmat bagi almarhum. Setelah itu, semua kembali ke tempat tugas masing-masing, membawa serta hikmah dan pelajaran tentang kematian.

 

 

Yang paling mengharukan adalah, semua prosesi pemakaman ini dilaksanakan secara ta’awuniyah (tolong-menolong) di antara keluarga besar Al-Zaytun. Tidak ada biaya sedikit pun yang dibebankan kepada keluarga almarhum. Semua dilakukan sebagai wujud solidaritas murni dan kemanusiaan yang tak terhingga.

Baca Juga :  Kolaborasi Pendidikan: OSIS MAN 8 Jakarta Adakan Kegiatan Sosial di Yayasan Darmakasih Jakarta Timur

 

 

Ini bukan sekadar layanan, melainkan sebuah pernyataan cinta, sebuah bukti bahwa di Al-Zaytun, duka bukan milik pribadi, melainkan duka bersama yang dipikul dengan bahu-membahu.

 

Epilog: Jejak Kasih yang Tak Terkubur

 

Di Maqbarah Al-Zaytun, di bawah naungan pepohonan yang teduh, terukir kisah-kisah perpisahan yang diselimuti kasih dan persaudaraan. Ini adalah tempat di mana jasad kembali ke asal, namun jejak kebaikan dan cinta tetap hidup, abadi dalam ingatan.

 

Maqbarah Al-Zaytun bukan hanya sekadar tempat pemakaman, melainkan sebuah cermin dari nilai-nilai luhur yang ditanamkan di setiap sudut Ma’had: kepedulian, kebersamaan, dan kemanusiaan.

 

 

Setiap liang lahat yang digali, setiap lantunan doa yang terucap, adalah bukti bahwa di Al-Zaytun, kehidupan tak berhenti pada kematian. Justru, kematian menjadi jembatan untuk semakin mempererat ikatan, untuk saling menguatkan, dan untuk merenungkan makna sejati dari keberadaan kita di dunia.

 

 

Tradisi ta’awuniyah dalam prosesi duka ini adalah pengingat bahwa di tengah kerapuhan hidup, kita tidak pernah sendiri. Selalu ada tangan yang siap merangkul, hati yang siap menguatkan, dan doa yang tak pernah putus.

 

 

Semoga kisah dari Maqbarah Al-Zaytun ini menginspirasi kita semua, bahwa dalam setiap perpisahan, kita dapat menemukan keindahan dalam kebersamaan, dan dalam setiap duka, kita dapat menumbuhkan benih-benih cinta yang tak akan pernah mati, mengabadi bersama tanah tempat kita kembali. ***

 

(Ali Aminulloh)

Berita Terkait

Yayasan Kusuma Bakti Mulia Gelar Bakti Sosial, Santuni Anak Yatim dan Dhuafa di Pulo Gebang
Yayasan Quantum Sejahtera (YQS) Santuni Anak Yatim dan Duafa, Tebar Kepedulian Lewat Paket Sembako
Yayasan Dharma Kasih Jakarta Timur Salurkan Bantuan Sembako untuk Disabilitas dan Lansia: Wujud Nyata Kepedulian Sosial
YDKJT Tebar Berkah untuk Duafa dan Lansia di Tambun Selatan, Wahyudin : Berbagi Adalah Wujud Kepedulian Nyata
Sedekah Al-Qur’an ke Pelosok Garut: Upaya Mendidik dan Menanamkan Akhlak Sejak Dini
Yayasan Kusuma Bakti Mulia (YKBM) Tebar Kebaikan di Pelosok Subang, Wujud Kepedulian Sosial dan Lingkungan
Forum LKS Kabupaten Bekasi Gelar Audiensi Bersama Dinas Sosial, Bangun Sinergi dan Perkuat Regulasi
Berita ini 22 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 10:23 WIB

Yayasan Kusuma Bakti Mulia Gelar Bakti Sosial, Santuni Anak Yatim dan Dhuafa di Pulo Gebang

Minggu, 5 Oktober 2025 - 20:21 WIB

Yayasan Quantum Sejahtera (YQS) Santuni Anak Yatim dan Duafa, Tebar Kepedulian Lewat Paket Sembako

Minggu, 5 Oktober 2025 - 19:23 WIB

Yayasan Dharma Kasih Jakarta Timur Salurkan Bantuan Sembako untuk Disabilitas dan Lansia: Wujud Nyata Kepedulian Sosial

Minggu, 5 Oktober 2025 - 15:32 WIB

YDKJT Tebar Berkah untuk Duafa dan Lansia di Tambun Selatan, Wahyudin : Berbagi Adalah Wujud Kepedulian Nyata

Kamis, 2 Oktober 2025 - 11:51 WIB

Berita Terbaru

Ekonomi/Bisnis

Koperasi Merah Putih, Gerakan Baru Menuju Ekonomi Kerakyatan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 01:40 WIB

Peristiwa

Sempati 89 Berduka Kehilangan Sosok Peduli Sesama

Jumat, 17 Okt 2025 - 16:22 WIB

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes