“Untuk balikin lagi, aku ubah playlist (daftar putar) lagu karena pendekatan aku ketika menghidupkan peran, pasti yang pertama melalui musik apa yang aku dengar,” ungkap Chicco Jerikho saat berkunjung ke Antara Heritage Center di Jakarta, Selasa.
Terjebak dalam Labirin Karakter
Dalam “Perang Kota”, Chicco menghidupkan sosok Isa, seorang gerilyawan dengan kepribadian pendiam dan tertutup. Proses penghayatan yang intens membuat Chicco mengalami kesulitan melepaskan diri dari bayangan karakter tersebut usai produksi. Selama proses syuting, dia secara sengaja mengisolasi diri dari kehidupan normalnya, bahkan memilih untuk tidak pulang dan tetap berada di lokasi syuting di Semarang (Jawa Tengah) dan Surabaya (Jawa Timur) demi mempertahankan esensi Isa dalam dirinya.
“Ketika film ini selesai, aku pulang ke rumah, itu masih lumayan cukup beradaptasi kembalinya lagi tuh, apa yang ada di pikiran Isa itu masih ada dipikiran aku,” akui Chicco Jerikho.
Pendalaman karakter yang begitu total mengakibatkan garis batas antara Chicco dan Isa menjadi kabur. Pengaruh karakter tersebut bahkan merembes ke alam bawah sadarnya, membuatnya sering terbangun di tengah malam dengan bayangan kondisi Indonesia pasca kemerdekaan tahun 1946, latar waktu film “Perang Kota”.
“Perang masih ada di mana-mana, makan susah, kerja susah, gimana cara nyelamatin diri, keluarga dari banyak ancaman, pembunuhan masih ada di mana-mana, dan juga harus mengalami pengkhianatan batin,” jelas Chicco menggambarkan pergolakan mental yang dialaminya.
Harmoni Kehidupan Pascaproduksi
Selain mengalihkan energi melalui musik yang berbeda, Chicco juga menemukan obat penawar lainnya: kehangatan keluarga. Setelah periode isolasi yang disengaja untuk mendalami peran Isa, kembali ke pelukan keluarga menjadi terapi yang efektif baginya.
“Waktu itu aku cukup menjauhkan diri, mengasingkan diri ketika aku memerankan Isa. Jadi, balik lagi ke keluarga, berinteraksi sama keluarga, main sama anak istri, jalan-jalan, menghabiskan waktu sama mereka itu balik lagi otomatis,” paparnya.
Meskipun karakter Isa membawa tantangan psikologis yang tidak ringan, Chicco mengakui bahwa peran tersebut memberikan pengalaman pembelajaran yang sangat berharga dalam perjalanan kariernya sebagai aktor.
“Karena peran Isa ini peran yang belum pernah aku sentuh sebelumnya di dalam dunia seni peran atau keaktoran aku. Jadi terima kasih banget buat kesempatan ini,” ungkap Chicco Jerikho dengan penuh apresiasi.
Tentang “Perang Kota”
Film “Perang Kota” arahan sutradara Mouly Surya menghadirkan potret kehidupan di Jakarta di bawah belenggu kolonial. Narasi yang disajikan mengeksplorasi tema-tema universal seperti cinta, pengkhianatan, keyakinan, harga diri, serta dilema eksistensial yang dihadapi manusia di tengah gejolak sejarah. Film ini tidak sekadar mengisahkan perjuangan kemerdekaan, tetapi juga menyelami dimensi kemanusiaan yang lebih dalam di balik peristiwa bersejarah. ***
(Redaksi)
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis