Indramayu, BeritaKita — Dalam rangkaian workshop yang diselenggarakan Direktorat Jenderal PNFI, di bagi kelompok sesuai dengan sub tema pembahasan, salah satunya tentang Gerakan Indonesia Membaca. Tim ini membahas bagaimana agar membaca dalam pengertian luas menjadi budaya masyarakat Indonesia. Pada awal diskusi, Dr. Cecep Suryana selaku ketua sub tim, memberikan pemaparan mengenai target pembahasan, yaitu perumusan agenda webinar, lokakarya, dan perayaan puncak Hari Aksara Internasional. Kepala PKBM Al Zaytun, Dr. Ali Aminulloh, salah satu peserta workshop mencatat beberapa hal penting dan strategis yang dihasilkan oleh tim.
1. Webinar Literasi dan Mobilisasi Kapasitas: Menyatukan Gerak PKBM, SKB, dan TBM
Rangkaian Hari Aksara Internasional 2025 diawali dengan gebrakan cerdas: tujuh seri webinar yang digelar secara langsung dari Jakarta oleh Direktorat Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI). Webinar ini tidak sekadar formalitas, melainkan perwujudan semangat menyatukan seluruh kekuatan komunitas belajar di Indonesia—dari PKBM, SKB, hingga TBM.
Webinar ini dirancang untuk menjangkau 10.000 peserta lintas daerah. Dengan asumsi setiap dari 500 kabupaten/kota mengirimkan setidaknya 20 peserta dari TPM, angka tersebut realistis dan mencerminkan potensi masif dari ekosistem pendidikan nonformal kita.
Namun, tantangan tetap ada: gairah dan kesiapan daerah yang masih timpang. Sebagai contoh, kurangnya kepala lembaga definitif serta lahan yang belum tersedia menghambat proses revitalisasi satuan pendidikan. Meski Kementerian telah mengalokasikan dana sebesar 500 miliar rupiah untuk pembangunan hingga tahun 2029, penyerapan anggaran belum optimal.
Webinar ini juga mengupas pentingnya penguatan literasi berbasis komunitas. TBM (Taman Bacaan Masyarakat) bukan sekadar tempat menaruh buku, melainkan ruang hidup yang dinamis. Kesaksian para pegiat literasi di daerah terpencil membuktikan bahwa buku-buku kecil yang kontekstual lebih efektif menumbuhkan minat baca dibanding tumpukan buku teks formal.
2. Lokakarya dan Lomba: Dari Wacana Strategis ke Aksi Nyata
Untuk menjembatani wacana dan praktik, rangkaian webinar dilanjutkan dengan lokakarya tematik yang lebih membumi. Lokakarya ini akan melibatkan dinas pendidikan dari daerah dengan akreditasi lemah maupun program PNF yang minim. Tujuannya: menciptakan exemplar untuk percepatan penguatan lembaga-lembaga pendidikan nonformal.
Di sisi lain, lomba menjadi strategi partisipatif yang menyasar komunitas langsung. Ada empat jenis lomba utama:
– Lomba foto dan video pembelajaran keaksaraan
– Lomba foto dan video kegiatan literasi masyarakat
Lomba ini terbuka untuk semua, namun tetap memprioritaskan partisipasi satuan pendidikan seperti PKBM dan TBM. Dengan pendekatan ini, dokumentasi praktik baik dari lapangan dapat menjadi narasi kolektif yang menginspirasi.
Yang istimewa, pemenang lomba akan diumumkan dan diundang langsung ke acara puncak Hari Aksara Internasional. Tak hanya itu, apresiasi khusus diberikan kepada pemda dan tokoh pegiat yang telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam membangun PNFI secara berkelanjutan.
3. Puncak Perayaan: Literasi sebagai Komitmen Kultural dan Internasional
Hari Aksara Internasional akan mencapai klimaks pada 8 September 2025 di kawasan Senayan, Jakarta. Acara yang biasanya berlangsung selama setengah hari ini dipersiapkan secara total: dari pentas seni, testimoni warga belajar, hingga pameran yang menampilkan kekayaan praktik PNFI dari berbagai wilayah.
Yang membanggakan, UNESCO mengakui Indonesia sebagai negara paling konsisten menyelenggarakan peringatan Hari Aksara Internasional secara nasional. Ini bukan sekadar seremoni, melainkan komitmen kultural dan internasional untuk terus memperkuat literasi sebagai fondasi pembangunan masyarakat berdaya.
Simbolisasi perayaan melalui pemukulan gong oleh menteri menjadi penanda bahwa literasi bukan sekadar urusan teknis, melainkan bagian dari peradaban. Terlebih lagi, tampilnya anak-anak berkebutuhan khusus dan warga belajar keaksaraan memberi wajah pada perjuangan literasi yang selama ini tersembunyi. ***
Penulis : Ali Aminulloh
Sumber Berita: Liputan