Mengukuhkan Komitmen: Penutupan Workshop Ditjen PNFI Perkuat Ekosistem Pendidikan Non-Formal dan Informal
Jakarta, 8 Juli 2025 — Direktorat Jenderal Pendidikan Non-Formal dan Informal (PNFI), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen RI), menegaskan kembali komitmennya dalam memajukan pendidikan luar sekolah melalui penyelenggaraan workshop nasional yang berlangsung pada 7–8 Juli 2025 di Jakarta.
Workshop ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan—mulai dari kementerian, dinas pendidikan, akademisi, hingga para praktisi dan pegiat PNFI—untuk merumuskan strategi dan inovasi penguatan pendidikan non-formal dan informal di Indonesia.
Empat Pilar Penguatan Ekosistem PNFI
Dalam laporan penutupannya, Kepala Subdirektorat Tata Kelola, Dr. Novrian, menyampaikan empat pilar utama hasil workshop yang akan menjadi panduan strategis ke depan:
1. Pemberdayaan Kursus dan Pelatihan di PKBM
Fokus pada penguatan kapasitas PKBM melalui penyusunan metodologi kursus dan pelatihan yang adaptif. Termasuk di dalamnya perencanaan Hari Aksara Internasional 2025 sebagai momentum kolaboratif nasional.
2. Koordinasi Pendidikan Keluarga Bersama Mitra
Pendidikan keluarga diposisikan sebagai fondasi utama dalam membentuk generasi pembelajar. Skema sinergi dengan mitra akan mendorong integrasi pendidikan keluarga dalam kebijakan nasional.
3. Pengembangan Kurikulum Kursus Berbasis Kompetensi
Mendorong lahirnya peserta didik yang memiliki keterampilan siap pakai dan relevan dengan pasar kerja, melalui kurikulum berbasis kompetensi yang responsif terhadap kebutuhan lokal.
4. Penguatan Peran Keluarga dalam Ekosistem Pembelajaran
Pilar ini memperluas peran keluarga dalam seluruh tahapan pendidikan anak, menjadikan keluarga sebagai mitra strategis dalam ekosistem belajar sepanjang hayat.
“Empat pilar ini bukan hanya rumusan teknis, tapi cerminan arah transformasi pendidikan non-formal yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Dr. Novrian.
Sinergi Nasional dan Tantangan Implementasi
Dalam sambutan penutupan, Direktur PNFI, Dr. Baharudin, M.Pd., memberikan apresiasi kepada seluruh peserta dan menegaskan pentingnya keberlanjutan sinergi nasional. Ia menjelaskan bahwa ke depan akan digelar Rapat Koordinasi Nasional yang melibatkan 514 kabupaten/kota untuk menyatukan persepsi dan menyelaraskan kebijakan.
“Setiap gagasan dan dokumen dari workshop ini akan menjadi bahan utama pembahasan dalam rakor mendatang. Ini bukan hanya kerja pusat, tapi kerja bersama seluruh bangsa,” tegasnya.
Meski begitu, Dr. Baharudin tidak menutup mata terhadap hambatan implementasi di lapangan, seperti koordinasi yang lemah, multitafsir terhadap regulasi, dan politik anggaran. Ia menggarisbawahi pentingnya transparansi data dan pemahaman menyeluruh terhadap kebijakan agar tidak terjadi kesenjangan antara rencana dan realita.
Digitalisasi: Antara Cita dan Fakta
Salah satu tantangan besar yang dibahas adalah digitalisasi PNFI. Dari hasil verifikasi Inspektorat Jenderal, hanya 3 dari 22 lembaga yang dinilai layak secara infrastruktur digital. Banyak PKBM yang melaporkan data siswa tidak sesuai kondisi nyata, dan beberapa bahkan tidak memiliki ruang belajar permanen.
“Kita tidak bisa memaksakan perangkat canggih tanpa kesiapan dasar. Kejujuran adalah fondasi program ini. Jika siswanya 8, jangan dilaporkan 58,” tegas Dr. Baharudin, menyerukan akuntabilitas dalam pelaporan.
Refleksi dan Arah ke Depan
Direktur PNFI menyampaikan bahwa workshop ini merupakan bagian dari proses jangka panjang. Saat ini, proses penguatan PNFI berada di fase ketiga, yakni tahap konkretisasi dan implementasi.
“Perjalanan ini belum selesai. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan bersama. Bahkan tanpa undangan resmi, kehadiran Bapak-Ibu di kegiatan selanjutnya sangat kami harapkan,” ujarnya.
Ia juga mengajak peserta untuk terus memperkaya gagasan, seperti konsep pendidikan keluarga yang dikembangkan oleh beberapa peserta, agar dapat menjadi referensi kebijakan ke depan.
Epilog: Menuju Ekosistem Pendidikan yang Inklusif dan Berkelanjutan
Penutupan workshop ini menjadi titik awal dari upaya memperkuat ekosistem PNFI secara nasional. Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta, Ditjen PNFI berkomitmen membangun sistem pendidikan non-formal yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing.
Mari terus bergerak bersama, membangun ekosistem pendidikan yang memberi ruang bagi semua untuk belajar, tumbuh, dan berkontribusi bagi Indonesia yang lebih baik. ***
Oleh: Dr. Ali Aminulloh (Kepala PKBM Al-Zaytun)