Jakarta, BeritaKita — Bau harum masakan sering menjadi pertanda kebahagiaan. Di dapur sekolah, rumah sakit, atau dapur umum pasca bencana, aroma itu membawa rasa hangat dan rasa aman bagi banyak orang. Namun, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengingatkan, di balik aroma sedap itu, ada tanggung jawab besar: menjaga higienitas dapur agar tidak menjadi sumber penyakit. Selasa, (28/10).
Pesan itu disampaikan Tito saat membuka Rapat Koordinasi Program dan Kegiatan Kementerian/Lembaga dengan Pemerintah Daerah di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Sumedang, Senin (27/10/2025). Di hadapan para Sekretaris Daerah dan Kepala Bappeda dari seluruh Indonesia, ia menegaskan pentingnya pengawasan ketat terhadap penerbitan Sertifikat Laik Higienis Sanitasi (SLHS) untuk dapur Makanan Berskala Besar (MBG).
“Jangan sampai sertifikat hanya jadi selembar kertas tanpa makna. Itu soal keselamatan warga,” ujar Tito, suaranya tegas namun sarat kepedulian.
Ia mengingatkan, banyak kasus keracunan makanan massal yang terjadi karena dapur tidak memenuhi standar kebersihan. Kadang, minyak goreng dipakai berulang kali, alat masak tidak steril, atau air yang digunakan tercemar. “Kalau sampai satu dapur bermasalah, bisa ratusan orang jadi korban. Kita bicara soal nyawa,” katanya.
Pernyataan itu bukan sekadar himbauan birokrasi. Di baliknya, ada kepedulian terhadap wajah-wajah masyarakat yang setiap hari bergantung pada makanan dari dapur massal: siswa sekolah, pasien rumah sakit, hingga korban bencana di tenda pengungsian. Mereka percaya, makanan yang disajikan pemerintah aman untuk dikonsumsi.
Tito meminta pemerintah daerah memperkuat koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan BPOM dalam proses verifikasi sertifikat laik higiene. Lebih dari itu, ia juga menekankan pentingnya edukasi bagi para pengelola dapur. “Bukan hanya mengawasi, tapi juga membimbing. Ajari bagaimana cara mencuci peralatan dengan benar, menyimpan bahan makanan yang aman, hingga mengelola limbah dapur,” ujarnya.
Bagi sebagian besar masyarakat, dapur adalah simbol kehidupan. Dari sana, energi dan kesehatan keluarga berasal. Maka, menjaga dapur bukan hanya soal kebijakan teknis, melainkan tindakan penuh kasih terhadap sesama.
Di akhir acara, beberapa kepala daerah menyampaikan komitmennya untuk memperketat pengawasan dan memperluas pelatihan higiene bagi tenaga dapur. “Kami ingin memastikan setiap warga makan dengan tenang,” kata seorang Sekda dari Kalimantan, disambut tepuk tangan peserta.
Langkah kecil seperti menjaga kebersihan dapur bisa membawa dampak besar bagi kesehatan publik. Dan sebagaimana pesan Mendagri Tito, tanggung jawab itu bukan hanya milik pemerintah, tapi juga milik semua yang terlibat di balik meja makan rakyat Indonesia. ***
Penulis : Dadan