Pakistan Tegaskan Sikap Tertahan Hadapi Ketegangan dengan India

- Redaksi

Jumat, 16 Mei 2025 - 06:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Berita Kita – Pemerintah Pakistan menegaskan komitmennya untuk tetap menahan diri secara maksimal dalam merespons ketegangan yang meningkat dengan India, terutama pasca insiden di wilayah Kashmir. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Menteri Hukum dan Keadilan Pakistan, Aqeel Malik, dalam konferensi pers di Jakarta pada Kamis (15/5).

 

“Kami adalah negara yang bertanggung jawab yang memilih untuk tidak melakukan tindakan seperti itu (agresi), tetapi akan menanggapi jika menyangkut kedaulatan dan integritas teritorial kami,” ujar Malik menegaskan.

 

Dalam pernyataannya, Malik menuturkan bahwa Pakistan akan tetap menghormati kesepakatan gencatan senjata yang berlaku. Ia berharap situasi tidak berkembang ke arah yang memaksa negaranya untuk merespons secara militer.

 

Terkait gencatan senjata tersebut, Malik tidak memberikan rincian lebih lanjut karena prosesnya masih berlangsung dan situasinya masih bersifat dinamis. Ia menyatakan harapannya agar India mematuhi pendekatan diplomatik sebagaimana yang juga disarankan sebelumnya.

 

“Kami sangat berharap India memilih untuk menggunakan diplomasi seperti yang telah mereka sarankan, dan saya pikir ini adalah acara yang masuk akal,” ucapnya.

 

Sejauh ini, menurut Malik, Pakistan tetap optimis bahwa konflik dapat diselesaikan melalui jalur diplomasi dan dialog terbuka antara kedua negara.

 

Ketegangan terbaru dipicu oleh serangan di wilayah Kashmir pada 22 April lalu. Menanggapi insiden itu, Pakistan mengutuk serangan dan menawarkan bantuan penuh kepada India untuk melakukan penyelidikan menyeluruh.

Baca Juga :  Prabowo Debut di KTT BRICS 2025, Indonesia Resmi Tampil Sebagai Anggota Tetap

 

“Jika Pakistan memiliki sesuatu untuk disembunyikan, atau jika tangan kami kotor dengan ini, kami tidak akan pernah benar-benar menawarkan ini (penyelidikan) sejak awal,” tegas Malik.

 

Ia juga menambahkan bahwa tawaran tersebut masih berlaku, serta menekankan bahwa Pakistan sama sekali tidak terlibat dalam serangan tersebut. Bahkan, Pakistan telah mengusulkan dibentuknya tim penyelidik independen internasional yang netral guna mengusut insiden tersebut. Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah India atas usulan itu.

 

“Anda jelas tidak bisa bertepuk tangan dengan satu tangan. Kami butuh pihak India untuk bersikap terbuka dalam hal ini,” lanjut Malik.

 

Di tengah meningkatnya ketegangan, Malik menyampaikan apresiasi atas dukungan dari komunitas internasional terhadap sikap Pakistan yang memilih jalur damai.

 

“Mayoritas negara Muslim dan masyarakat internasional pada umumnya benar-benar setuju dengan sikap kami. Mereka tidak hanya setuju dengan sikap kami, tetapi mereka juga menghargai cara kami menangani seluruh situasi dengan cara yang sangat dewasa,” katanya.

 

Selain konflik Kashmir, isu terkait Perjanjian Air Sungai Indus (Indus Water Treaty/IWT) juga menjadi sorotan. India sebelumnya menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian ini setelah serangan pada 22 April, yang memicu kekhawatiran akan masa depan pengelolaan sumber daya air antara kedua negara.

Baca Juga :  Palestina Menuntut Dunia Bertindak Tegas: Perlindungan Mendesak bagi Rumah Sakit dan Tenaga Medis di Gaza

 

Malik menjelaskan bahwa menurut Presiden Bank Dunia Ajay Banga, perjanjian tersebut tidak dapat ditangguhkan karena tidak terdapat klausul yang memperbolehkan penangguhan dalam dokumen tersebut.

 

Meski India menyebutnya sebagai ‘penundaan’, Malik menegaskan bahwa tindakan semacam itu tidak dibenarkan dalam kerangka hukum internasional.

 

“Saya harus menegaskan kembali bahwa kami, seperti yang saya katakan, memiliki pilihan yang tersedia (dalam menanggapi ‘penundaan’ IWT). Kami memilih diplomasi daripada hal lain saat ini,” ujarnya.

 

Sebagai informasi, Perjanjian Air Sungai Indus yang ditandatangani pada 1960 dengan fasilitasi Bank Dunia, mengatur pembagian air sungai di kawasan Indus antara India dan Pakistan. Sungai-sungai bagian timur (Ravi, Beas, dan Sutlej) dialokasikan untuk India, sementara bagian barat (Indus, Jhelum, dan Chenab) diberikan kepada Pakistan.

 

Meski hubungan kedua negara kerap diwarnai konflik bersenjata, perjanjian ini selama puluhan tahun menjadi penopang stabilitas di tengah ketegangan regional yang berulang, termasuk saat Perang Indo-Pakistan 1965, Perang Bangladesh 1971, dan konflik Kargil 1999. ***

 

 

 

 

(Redaksi)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor : Rizki

Sumber Berita: Rilis

Berita Terkait

Kopassus TNI Gelar Operasi Senyap di Gaza, Selamatkan Warga Sipil Palestina
Pidato Tegas Prabowo di PBB Guncang Dunia, Amerika Serikat Ubah Haluan Dukung Palestina
Prabowo Kagumi Paviliun Indonesia di Expo Osaka: Harmoni Budaya, Alam, dan Inovasi dalam ‘Kapal’ Megah
Aktivis Mendesak Penghentian Kekerasan: Tuduhan Genosida dan Seruan untuk Akuntabilitas di Depan Sidang Luar Negeri AS
Serangan Terkoordinasi Pejuang Palestina Hancurkan Kendaraan Militer Israel di Gaza
Jelang HUT RI ke-80, Bendera Bajak Laut One Piece Picu Kontroversi Nasional
Ketegangan Memuncak di Laut Merah: Rudal Israel Gempur Suriah, Iran Siap Luncurkan Perang Terakhir
Iran Bersiap Hadapi Israel: Ancaman “Perang Akhir” dan Rudal Hipersonik Picu Ketegangan Global
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 27 September 2025 - 15:38 WIB

Kopassus TNI Gelar Operasi Senyap di Gaza, Selamatkan Warga Sipil Palestina

Jumat, 26 September 2025 - 07:19 WIB

Pidato Tegas Prabowo di PBB Guncang Dunia, Amerika Serikat Ubah Haluan Dukung Palestina

Minggu, 21 September 2025 - 05:14 WIB

Prabowo Kagumi Paviliun Indonesia di Expo Osaka: Harmoni Budaya, Alam, dan Inovasi dalam ‘Kapal’ Megah

Sabtu, 20 September 2025 - 08:32 WIB

Aktivis Mendesak Penghentian Kekerasan: Tuduhan Genosida dan Seruan untuk Akuntabilitas di Depan Sidang Luar Negeri AS

Selasa, 5 Agustus 2025 - 07:38 WIB

Serangan Terkoordinasi Pejuang Palestina Hancurkan Kendaraan Militer Israel di Gaza

Berita Terbaru

Ekonomi/Bisnis

Koperasi Merah Putih, Gerakan Baru Menuju Ekonomi Kerakyatan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 01:40 WIB

Peristiwa

Sempati 89 Berduka Kehilangan Sosok Peduli Sesama

Jumat, 17 Okt 2025 - 16:22 WIB

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes