Moskow, Berita Kita – Kementerian Kesehatan Gaza pada Selasa (15/4) mengeluarkan imbauan mendesak kepada komunitas internasional untuk memberikan tekanan terhadap Israel agar menjamin perlindungan fasilitas kesehatan dan tenaga medis, menyusul serangan terbaru yang menghantam rumah sakit darurat di wilayah selatan Palestina.
Berdasarkan laporan kantor berita Palestina WAFA yang mengutip berbagai sumber medis, serangan Israel yang menargetkan pintu masuk rumah sakit darurat Kuwait di dekat Kota Khan Younis pada Selasa telah menewaskan satu orang dan melukai 10 lainnya.
“Kementerian Kesehatan kembali mendesak seluruh organisasi internasional untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna melindungi rumah sakit dan juga staf medis… Serangan terhadap rumah sakit darurat Kuwait di Khan Younis menunjukkan niat sengaja penjajah yang ingin membuat kerusakan sebanyak mungkin pada sistem kesehatan di Jalur Gaza,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza.
“Kejahatan ini tidak akan berhenti sampai organisasi kemanusiaan dan internasional bersikap tegas,” tegas kementerian melalui pernyataan tersebut.
Eskalasi kekerasan semakin mengkhawatirkan ketika Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Minggu mengakui telah melancarkan serangan udara terhadap Rumah Sakit Al-Ahli di Kota Gaza, dengan klaim bahwa fasilitas tersebut berfungsi sebagai pusat komando kelompok perjuangan Palestina, Hamas.
Menanggapi klaim tersebut, Juru Bicara Pertahanan Sipil Palestina, Mahmoud Basal, membantah keras tuduhan tersebut dalam pernyataannya kepada Al Jazeera. Basal menegaskan bahwa petempur Hamas tidak menggunakan rumah sakit tersebut sebagaimana dituduhkan. Ia juga mengungkapkan keprihatinan bahwa serangan terhadap rumah sakit telah menghancurkan satu-satunya fasilitas medis yang tersisa di kota tersebut yang mampu merawat korban luka.
Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dengan data terkini dari Kementerian Kesehatan yang menunjukkan bahwa Gaza telah menghabiskan hampir 40 persen persediaan obat-obatannya dan 60 persen pasokan medis mereka.
Konflik semakin memanas sejak 18 Maret ketika Israel kembali melakukan serangan intensif ke Jalur Gaza, dengan dalih bahwa Hamas menolak proposal Amerika Serikat untuk memperpanjang gencatan senjata yang berakhir pada 1 Maret. Sebagai tambahan, Israel juga memperketat blokade dengan memutus pasokan listrik ke pabrik desalinasi di Jalur Gaza dan membatasi akses masuk bagi kendaraan pembawa bantuan kemanusiaan. ***
(Redaksi)
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis