Jakarta, BeritaKita – Dominasi udara yang selama ini identik dengan jet tempur seperti F-16, Sukhoi, atau Hawk 100/200 kini mulai bergeser. TNI Angkatan Udara menghadirkan kekuatan baru yang lebih senyap namun mematikan: Pasukan Wingsuit dari Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat).
Pasukan ini terdiri dari 10 personel terlatih yang mengenakan jubah bersayap atau wingsuit saat melakukan penerjunan dari ketinggian 10.000 hingga 15.000 kaki. Mereka meluncur di udara dengan gaya aerodinamis seperti berselancar, lalu mendarat di titik yang ditentukan menggunakan parasut.
Keberadaan pasukan ini bukan sekadar pertunjukan kemampuan udara, namun telah menjadi bagian dari strategi militer TNI AU. Mereka ditugaskan untuk melakukan misi infiltrasi secara senyap, memasuki wilayah musuh tanpa terdeteksi, dan segera bergerak melakukan operasi darat setelah mendarat.
Komandan Tim Wingsuit Kopasgat, Lettu (Pas) Yudi Agung Prasetyo, menjelaskan bahwa tidak semua prajurit bisa tergabung dalam unit elit ini.
“Penerjun wingsuit harus memiliki jam terbang minimal 1.500 kali terjun bebas. Itu adalah dasar mutlak sebelum mereka bisa dilatih lebih lanjut,” ungkapnya.
Selain kemampuan terjun bebas atau free fall, setiap personel juga diwajibkan menguasai strategi pertempuran darat, perhitungan taktis, serta kekuatan fisik dan psikologi yang prima.
Wingsuit yang digunakan para penerjun Kopasgat termasuk tipe intermediate dan advance. Jubah ini memungkinkan mereka bermanuver di udara dengan kecepatan antara 125 hingga 165 kilometer per jam. Kemampuan tersebut tidak bisa didapatkan secara instan, melainkan melalui latihan rutin dan ketat.
Sejak resmi dibentuk pada tahun 2024, pasukan Wingsuit Kopasgat mendapatkan pelatihan intensif, termasuk dari atlet internasional. Salah satunya adalah Ben “Dicko” Dixon dan Tahi-Paul, dua atlet wingsuit asal Australia yang turut mengasah kemampuan para prajurit dari tahap dasar hingga mahir.
Dalam sepekan, mereka bisa melakukan hingga 14–15 kali penerjunan. Salah satu manuver andalan mereka adalah formasi 4-3-3. Empat penerjun pertama bertugas menemukan titik pendaratan dengan GPS, tiga berikutnya berfungsi sebagai tim eksekutor, dan tiga terakhir bertindak sebagai tim pengamanan pasca pendaratan.
Semua latihan tersebut berada di bawah pengawasan Komandan Wing Komando I Kopasgat, Kolonel Pas Helmi A. Tidak hanya terjun, para personel juga rutin menjalani latihan pertempuran darat sebagai bagian dari taktik infiltrasi menyeluruh.
Kopasgat juga rutin mengikuti latihan skala besar, termasuk Latihan Matra Udara II Koopsud II Sikatan Daya di Kalimantan Selatan pada Juni lalu. Ke depannya, pasukan ini direncanakan turut ambil bagian dalam Angkasa Yudha 2025, latihan gabungan terbesar TNI AU.
Namun, latihan wingsuit tidak selalu berjalan mulus. Cuaca sering menjadi kendala utama. Kondisi angin dan awan bisa memaksa latihan ditunda. Selain itu, peralatan pun tak luput dari masalah. Misalnya, GPS yang tidak berfungsi saat penerjunan dapat menyebabkan penyimpangan rute.
Lettu Yudi mengungkapkan bahwa mereka telah menyiapkan skenario antisipasi.
“Dalam kondisi darurat, penerjun di belakang akan mengikuti arah penerjun di depannya untuk tetap pada jalur yang sama,” jelasnya.
Seluruh pasukan dibekali perlengkapan seperti jubah Intermediate Baracuda 4 dari Bulgaria, helm full face, alat komunikasi, dan GPS. Semua itu ditujukan agar personel tetap terkendali dan aman di tengah manuver ekstrem di udara.
Kehadiran pasukan wingsuit ini menjadi simbol transformasi strategi pertahanan udara Indonesia. Mereka adalah penguasa langit yang tidak bersuara, namun efektif dalam menyusup dan menggempur.
Komandan Kopasgat, Marsekal Muda TNI Deny Muis, menegaskan rencana jangka panjang satuan ini.
“Kami akan menambah personel dan mengundang lagi atlet wingsuit luar negeri untuk melatih. Pasukan ini sudah layak dijadikan contoh oleh generasi selanjutnya,” tegasnya.
Ia juga mengapresiasi penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) yang menetapkan Kopasgat sebagai pembentuk pasukan wingsuit pertama di Indonesia.
“Saya bangga, tetapi tidak boleh larut dalam euforia. Fokus kami adalah menjadikan satuan wingsuit ini sebagai pasukan elit yang disegani dunia,” pungkasnya.
Dengan semangat dan ketekunan tinggi, Pasukan Wingsuit Kopasgat kini mengukir sejarah sebagai simbol kekuatan udara modern Indonesia bermanuver tanpa suara, menyerang tanpa diduga. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis