Jakarta, BeritaKita—-Peluncuran dan bedah buku berjudul Pelukan Jiwa karya Neneng Kurnia berlangsung sukses di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, pada Minggu, 21/9/2025.
Acara yang dihadiri ratusan jamaah dan pecinta literasi itu menghadirkan suasana penuh kehangatan serta refleksi spiritual yang mendalam.
Tiga narasumber utama turut memberikan apresiasi, yakni Ustaz Bendri, Ustazah Erika, dan Dr. Dinarkania. Ketiganya menilai bahwa karya ini sarat dengan pesan ketabahan, semangat hidup, serta nilai-nilai keislaman yang kuat.
Dalam sambutan pembuka, Teh Neneng mengucap rasa syukur atas terselenggaranya acara peluncuran bukunya yang pertama.
Ia menyampaikan dengan suara bergetar, “Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ee ini hari ini adalah launching pertama buku Teteh berjudul Pelukan Jiwa.”
Ia menambahkan, “Isinya adalah sepenggal kisah yang mungkin, ee, di mana pernah punya pengalaman banyak hal yang berkaitan dengan kesulitan, keterpurukan, dan mudah-mudahan buku ini bisa menjadi inspirasi orang-orang untuk lebih semangat. Satu hal, kalian tidak sendiri.”
Buku Pelukan Jiwa lahir dari perjalanan hidup panjang penulis. Neneng Kurnia tumbuh dalam kondisi sulit sejak kecil, terlebih setelah kehilangan ayah pada usia belia.
Semangatnya untuk menempuh pendidikan tetap menyala meskipun harus bekerja keras sebagai asisten rumah tangga demi membiayai kebutuhan sekolah.
Hampir dua dekade terakhir, Teh Neneng mengabdikan dirinya pada dunia pendidikan nonformal dan pemberdayaan masyarakat marginal melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Dedikasinya itu menjadi inspirasi nyata bahwa setiap keterbatasan dapat diubah menjadi kekuatan bila diiringi tekad dan kesabaran.
Ustazah Erika dalam paparannya menyinggung posisi perempuan muslim yang sering dihadapkan pada beragam pilihan hidup serta persoalan keumatan.
Ia menegaskan, “Kan saat ini kita, tentunya, ee perempuan muslim itu dihadapkan beberapa pilihan ya. Dihadapkan terhadap persoalan dirinya, persoalan keumatan gitu ya.”
Menurutnya, di tengah gencarnya arus feminisme, Neneng Kurnia justru menawarkan sudut pandang berbeda melalui bukunya.
Ia menuturkan, “Solusi yang sekarang sangat kencang itu adalah solusi dari feminisme, apalagi membawa-bawa feminisme Islam. Nah, Teh Neneng sendiri ini mengemas bukunya untuk secara tidak langsung meng-counter feminis.”
Lebih lanjut ia menjelaskan, “Karena Teh Neneng memposisikan diri sebagai perempuan yang memang punya problem, punya permasalahan. Tetapi solusinya adalah Islam, bukan isme-isme atau ideologi yang hanya menyuarakan pemberontakan, tapi tidak memberi solusi konkret.”
Dalam pandangannya, kisah hidup Neneng menjadi bukti nyata bahwa ujian tidak selalu membawa keputusasaan. Justru, ia menilai bahwa masalah yang dihadapi perempuan dapat membentuk pribadi yang tangguh dan kuat.
Ia menambahkan, “Nenek-nenek menjadi dalam ceritanya ini dan dalam kesehariannya sudah menjadi bukti bahwa sebenarnya permasalahan yang dialami perempuan justru akan membuat dia semakin hebat. Bukan frustasi, bukan baper, tapi menjadi pribadi yang kuat.”
Di penghujung acara, suasana semakin haru ketika Neneng menyampaikan rasa terima kasih kepada keluarga, guru, serta sahabat-sahabat yang setia mendukung langkahnya.
Ia menekankan bahwa Pelukan Jiwa bukan sekadar buku, melainkan oase di tengah kegelisahan dan pelukan hangat bagi jiwa-jiwa yang lelah.
Sebagai penutup, Neneng mengajak masyarakat yang ingin memiliki bukunya untuk menghubungi nomor yang tersedia atau langsung ke PKBM Banan maupun PAUD Banan.
“Pesan buku Teteh boleh hubungi ke 08976002171 atau 081219587610. Bisa juga langsung pesan ke PKBM Banan atau PAUD Banan. Terima kasih,” ujarnya sambil menutup acara dengan senyum penuh rasa syukur. ***