Jakarta, Berita Kita – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara menargetkan penyelesaian pembangunan tanggul mitigasi banjir rob di RW 01 dan RW 22, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan dalam waktu enam bulan ke depan.
Proyek ini dilaksanakan oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta sebagai upaya pencegahan banjir rob yang kerap melanda kawasan pesisir tersebut. Lurah Pluit, Achmad Faizal, menyampaikan bahwa pembangunan tanggul dilakukan untuk mengatasi dampak pasang laut yang sering kali merendam wilayah permukiman warga.
“Masa pengerjaan tanggul kurang lebih enam bulan yang dilakukan Dinas SDA Jakarta,” ujar Achmad Faizal saat ditemui di Pluit, Jumat (tanggal disesuaikan).
Tanggul yang sedang dibangun memiliki tinggi sekitar 1,1 meter dan lebar mencapai enam meter. Struktur ini dirancang untuk menghalau air rob agar tidak mengalir masuk ke lingkungan permukiman, khususnya di wilayah yang kontur tanahnya lebih rendah.
Menurut Faizal, keberadaan tanggul tersebut sangat penting untuk melindungi beberapa RT di RW 22, seperti RT 05, RT 10, RT 09, RT 12, dan RT 04, yang rawan terdampak air rob saat laut pasang.
“Jadi, ketinggian di sini akan kita buat untuk menghindari air rob masuk ke daratan,” jelasnya.
Selain membangun tanggul, proyek ini juga mencakup peninggian jalan dan pembuatan saluran air di wilayah-wilayah yang cekung. Tujuannya adalah agar air laut yang tumpah ke jalan bisa segera dialirkan dan tidak menggenangi pemukiman warga.
Ketika air laut pasang mulai masuk ke jalan, saluran yang dibangun akan langsung mengalirkannya menuju rumah pompa yang terletak di ujung area proyek. Air tersebut kemudian ditampung di rumah pompa di Waduk Muara Angke sebelum dipompa keluar dari wilayah tersebut.
“Nanti dari situ air laut ditampung di rumah pompa di Waduk Muara Angke, baru dipompa ke luar,” tambah Faizal.
Untuk memperlancar proses pembangunan tanggul, sebanyak 70 rumah warga yang melanggar Garis Sempadan Bangunan (GSB) di RW 01 dan RW 22 juga ditertibkan. Proses ini dilakukan dengan merapikan bagian-bagian bangunan yang melampaui batas yang ditentukan.
“Ada 70 rumah, sebenarnya bukan dibongkar, tapi dirapikan karena sebagian dari bangunan warga yang tinggal di sini melampaui GSB-nya,” terang Faizal.
Ia menjelaskan bahwa sebagian bangunan warga memakan badan jalan, sehingga perlu dilakukan penyesuaian. Namun, penertiban tersebut tidak dilakukan secara menyeluruh, hanya pada bagian-bagian yang melebihi batas GSB.
Pembangunan tanggul mitigasi rob ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan wilayah pesisir Jakarta Utara terhadap dampak perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut yang terus terjadi setiap tahunnya. ***
(Redaksi)
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis