Karawang, Jawa Barat Berita Kita – Pemerintah Indonesia tengah mengkaji pemanfaatan surplus beras nasional untuk mendukung misi kemanusiaan di berbagai negara, termasuk Palestina dan kawasan Afrika. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyampaikan hal ini saat meninjau kondisi pertanian di Karawang, Jawa Barat, Kamis (22/5).
Sudaryono menjelaskan bahwa dengan keberhasilan panen yang melimpah, pemerintah melihat potensi untuk berkontribusi dalam agenda-agenda kemanusiaan global melalui pengiriman bantuan pangan. “Ini ada satu skema yang lagi dibahas adalah bagaimana negara Indonesia dengan surplus beras ini, negara kita juga bisa hadir untuk misi-misi kemanusiaan, misi-misi kemanusiaan apakah di Afrika, apakah di Palestina, dan seterusnya,” ujarnya.
Proses penghitungan skema alokasi beras dari cadangan nasional masih berlangsung. Pemerintah sedang menyesuaikan berapa banyak stok yang dapat dialokasikan tanpa mengganggu kebutuhan domestik. “Itu sedang lagi kita hitung, kira-kira dari cadangan pangan kita, cadangan beras kita ini berapa yang bisa kita alokasikan. Artinya apa? Artinya bahwa panen yang banyak ini adalah anugerah dari Allah SWT, ini adalah prestasi yang harus kita banggakan, tinggal bagaimana kita mengatur yang benar,” tambah Sudaryono.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam memperkuat peran Indonesia di tingkat global, tidak hanya sebagai produsen pangan, tetapi juga sebagai mitra dalam penyelesaian krisis kemanusiaan.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengumumkan bahwa stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) telah mencapai 3.701.006 ton. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan cadangan beras terbesar di kawasan ASEAN, mengungguli Thailand dan Vietnam.
Data tersebut turut didukung laporan resmi dari United States Department of Agriculture (USDA) dalam Rice Outlook April 2025, yang menyebutkan bahwa produksi beras Indonesia pada musim tanam 2024/2025 diperkirakan mencapai 34,6 juta ton. Angka ini mengalami kenaikan 600 ribu ton dari proyeksi sebelumnya dan tumbuh 4,8 persen dibandingkan tahun lalu.
Cadangan beras Indonesia yang menyentuh angka tertinggi sejak berdirinya Bulog pada 1969 itu bahkan diprediksi bisa menembus 4 juta ton. Capaian ini dinilai sebagai bukti nyata keberpihakan negara terhadap petani serta kemajuan signifikan dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan nasional. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis