Jakarta, BeritaKita—-Indonesia kembali menunjukkan konsistensinya dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina. Sikap itu ditegaskan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato di mimbar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pidato yang awalnya dianggap sebagai bentuk dukungan biasa, ternyata menjelma menjadi peristiwa diplomasi internasional yang mengguncang dunia. Suasana sidang Majelis Umum PBB berubah drastis ketika Prabowo menyuarakan pandangan yang tegas dan tanpa kompromi.
Tidak lama setelah itu, dunia dikejutkan oleh pengumuman resmi Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ia menyatakan bahwa Amerika Serikat menarik diri dari kelompok 10 negara yang sebelumnya menolak pengakuan Palestina.
Perubahan sikap Washington ini dianggap sebagai pukulan telak bagi Israel. Selama puluhan tahun, Israel sangat bergantung pada dukungan politik, diplomatik, dan militer dari Amerika Serikat.
Kini dengan Amerika mulai menggeser posisinya ke arah dukungan terhadap Palestina, posisi Israel di panggung internasional dinilai semakin rapuh. Media Israel bahkan menyebut langkah Trump sebagai pengkhianatan terbesar dalam sejarah diplomasi modern.
Perubahan sikap Amerika Serikat ini juga mendorong negara-negara lain untuk ikut bersuara. Beberapa negara Eropa yang selama ini masih ragu akhirnya menyatakan dukungan terbuka terhadap Palestina.
Majelis Umum PBB mencatat sejarah baru. Untuk pertama kalinya dalam konflik panjang Israel–Palestina, Amerika Serikat secara resmi menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.
Yang membuat momen ini semakin dramatis adalah latar belakangnya. Keputusan Trump diambil setelah drama politik yang terjadi di ruang sidang PBB, sesaat setelah pidato lantang Presiden Prabowo Subianto.
Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa dunia tidak boleh lagi menutup mata terhadap penderitaan rakyat Palestina. Ia menyampaikan dengan nada penuh ketegasan bahwa keadilan harus ditegakkan di Gaza.
Prabowo mengatakan, “Dunia tidak bisa terus-menerus berpaling dari penderitaan rakyat Palestina. Inilah saatnya kita berdiri bersama demi keadilan.”
Pidato itu disambut tepuk tangan meriah dari sebagian besar delegasi yang hadir. Beberapa perwakilan bahkan berdiri memberi penghormatan atas sikap tegas Presiden Indonesia.
Donald Trump kemudian memberi pernyataan mengejutkan. Ia mengakui bahwa argumen Prabowo masuk akal dan mendesak untuk diwujudkan agar konflik panjang di Gaza dapat segera dihentikan.
Trump menyebut, “Saya harus mengakui, apa yang disampaikan Presiden Prabowo adalah kebenaran yang tidak bisa lagi diabaikan.”
Tak hanya Amerika, sejumlah negara Afrika dan Asia semakin lantang menyuarakan dukungan pada Palestina setelah pidato itu. Gelombang solidaritas internasional pun semakin kuat.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut peristiwa ini sebagai titik balik sejarah. Menurutnya, momentum itu membuka babak baru dalam upaya perdamaian Timur Tengah.
Antonio Guterres menegaskan, “Momen ini adalah tonggak penting dalam sejarah diplomasi dunia. Kita menyaksikan arah baru yang mungkin membawa harapan bagi rakyat Palestina.”
Sebagai bentuk konkret, Indonesia menyatakan komitmennya mengirimkan 20.000 pasukan perdamaian di bawah bendera PBB. Kehadiran pasukan ini diharapkan dapat menjaga stabilitas dan keamanan di Gaza.
Langkah ini semakin mempertegas posisi Indonesia sebagai negara yang berkomitmen pada perdamaian dunia sekaligus konsisten mendukung Palestina sejak lama.
Peristiwa di sidang PBB tersebut kini tercatat sebagai momen bersejarah. Untuk pertama kalinya, Amerika Serikat meninggalkan posisi tradisionalnya sebagai pendukung utama Israel.
Semua itu berawal dari keberanian seorang Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, yang dengan tegas menyuarakan kebenaran di panggung dunia. Dunia kini melihat bahwa pintu menuju perdamaian di Palestina mulai terbuka. ***
Editor : Redaksi
Sumber Berita: https://vt.tiktok.com/ZSDqgK15y/