JAKARTA, BERITAKITA || Polda Metro Jaya terus mengusut insiden ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading. Pemeriksaan terhadap 46 siswa telah dilakukan untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai peristiwa yang terjadi pada Jumat, 7 November 2025, saat kegiatan salat Jumat tengah berlangsung. Pemeriksaan para siswa dilakukan sebagai bagian dari upaya mengungkap kronologi dan motif di balik kejadian tersebut.
Kepolisian menegaskan bahwa seluruh siswa yang diperiksa berstatus sebagai saksi. Mereka dimintai keterangan untuk menjelaskan apa yang mereka lihat dan alami sebelum maupun sesudah ledakan. Kombes Budi Hermanto menyampaikan bahwa para saksi memberikan pengakuan yang selaras mengenai rangkaian peristiwa di lokasi kejadian. “Secara umum membenarkan kejadian tersebut dan memberikan keterangan tentang kejadian yang dialami,” ujarnya. Senin, (17/11/2025).
Selain menggali keterangan saksi, penyidik saat ini mendalami dugaan perundungan yang disebut-sebut dialami oleh siswa berinisial ABH, yang juga menjadi pelaku dalam peristiwa itu. Informasi mengenai kemungkinan adanya tekanan sosial di lingkungan sekolah menjadi bagian penting dalam penyelidikan. Budi menegaskan bahwa hal tersebut masih memerlukan pendalaman lebih lanjut. “ABH menjadi korban perundungan masih pendalaman,” tambahnya.
ABH, yang berstatus sebagai Anak Berkonflik dengan Hukum (ABH), kini masih menjalani perawatan di RS Polri setelah sebelumnya dirawat di ruang ICU. Kondisinya telah berangsur membaik sehingga dipindahkan ke ruang rawat inap. Status kesehatannya menjadi kunci karena penyidik perlu memastikan ia dalam keadaan stabil sebelum memberikan keterangan resmi.
Untuk rencana pemeriksaan terhadap ABH, penyidik akan berkoordinasi dengan tim dokter yang menanganinya. Selain itu, proses pemeriksaan juga akan melibatkan Balai Pemasyarakatan (Bapas), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), serta APSIFOR untuk memastikan pendampingan dan perlindungan anak berjalan sesuai prosedur. “Penyidik masih akan berkoordinasi dengan dokter yang merawat apakah kondisi ABH sudah benar-benar pulih dan bisa diminta keterangan,” ujar Budi, seraya menegaskan pentingnya penanganan yang sensitif terhadap kondisi psikologis dan hukum sang anak.
Di sisi lain, ayah dan kakak dari ABH dijadwalkan kembali menjalani pemeriksaan tambahan pada pekan ini. Pemeriksaan lanjutan tersebut dilakukan untuk menggali aspek keluarga dan kemungkinan faktor pemicu di luar lingkungan sekolah. Informasi dari pihak keluarga diharapkan dapat menambah gambaran utuh mengenai kondisi ABH sebelum peristiwa terjadi.
Insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta tercatat menyebabkan 96 orang menjadi korban, baik luka ringan maupun berat. Peristiwa ini menimbulkan kepanikan dan memicu perhatian publik karena terjadi di lingkungan sekolah saat kegiatan ibadah berlangsung. Aparat keamanan langsung melakukan pengamanan lokasi dan melakukan investigasi intensif setelah kejadian.
Densus 88 telah memastikan bahwa tindakan yang dilakukan ABH tidak memiliki keterkaitan dengan jaringan terorisme. Pemeriksaan terhadap indikasi teror baik skala global, regional, maupun domestik menunjukkan hasil nihil. “Sampai dengan saat ini tidak ditemukan adanya aktivitas terorisme yang dilakukan ABH, jadi murni tindakan yang dilakukan adalah tindakan kriminal umum,” kata AKBP Mayndra Eka Wardhana. Kepolisian kini memfokuskan penyelidikan pada aspek kriminalitas dan faktor sosial yang mungkin berperan dalam insiden tersebut. ***
Editor : Beritakita.click
Sumber Berita: Rilis