Jakarta, Berita Kita — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen memperkuat pelestarian budaya Betawi dengan mendorong pembentukan regulasi khusus untuk menjaga eksistensi ondel-ondel sebagai warisan budaya. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menekankan bahwa ikon budaya tersebut tidak semestinya digunakan untuk mengamen di jalanan.
“Sekarang ini saya akan meminta ondel-ondel bukan untuk di jalanan. Tapi, merupakan bagian dari budaya utama Betawi,” ujar Pramono saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu.
Pernyataan tersebut disampaikan Pramono sebagai respons terhadap maraknya praktik penggunaan ondel-ondel untuk mencari nafkah di jalanan. Ia menilai fenomena ini tidak hanya mencerminkan persoalan ekonomi, tetapi juga menunjukkan minimnya perhatian terhadap para seniman tradisional.
Menurut Pramono, ondel-ondel adalah bagian dari warisan budaya yang dinamis dan layak dihargai. Pemerintah, lanjutnya, berkewajiban memberikan ruang dan dukungan agar para pelaku seni dapat menampilkan pertunjukan mereka secara layak dan bermartabat.
“Saya memesankan supaya, mohon maaf, ondel-ondel tidak digunakan untuk mencari nafkah di jalan, mengamen lah. Tetapi, betul-betul dirawat dengan baik,” tegas Pramono.
Saat ini, terdapat 42 sanggar ondel-ondel yang aktif di wilayah Jakarta. Pemprov DKI tengah memberikan perhatian khusus terhadap sanggar-sanggar tersebut, sebagai bagian dari strategi pelestarian budaya lokal.
Untuk mendukung hal itu, Pramono menyatakan bahwa pemerintah akan mengundang para pelaku seni ondel-ondel untuk tampil dalam berbagai acara resmi di ibu kota. Ia menyebut langkah ini sebagai bentuk konkret agar budaya Betawi tetap hidup dan dihormati tanpa harus turun ke jalan.
“Undang-undang nanti kita buat, kita undang berbagai acara di ibu kota, acara yang banyak banget,” ujar Pramono.
Dengan inisiatif ini, pelestarian budaya diharapkan tidak hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar memberi manfaat langsung bagi para seniman dan masyarakat luas. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis