Bogor, Berita Kita – Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Presiden Republik Indonesia terpilih, Prabowo Subianto, dijadwalkan menghadiri seremoni nasional yang akan digelar di SD Negeri Cimahpar 5, Kota Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (2/5). Kehadirannya ini sekaligus menandai peluncuran sejumlah program unggulan di sektor pendidikan nasional.
Informasi tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, dalam keterangan resminya di Jakarta. “Siang ini, pada pukul 14.00 WIB, Bapak Prabowo Subianto dijadwalkan menghadiri Peringatan Hardiknas Tahun 2025 yang akan diselenggarakan di SDN Cimahpar 5 Kota Bogor,” ujar Yusuf.
Adapun tema yang diusung dalam peringatan tahun ini adalah “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua”, yang mencerminkan tekad pemerintah untuk memperluas akses pendidikan berkualitas secara merata di seluruh penjuru Indonesia.
Dalam kegiatan tersebut, Prabowo tidak hanya akan memberikan sambutan kenegaraan, tetapi juga secara simbolis meluncurkan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC). Program ini dirancang untuk mempercepat pencapaian target mutu pendidikan nasional melalui serangkaian inovasi dan terobosan kebijakan.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo akan meresmikan empat paket program strategis sebagai bagian dari implementasi PHTC. Pernyataan itu disampaikan usai rapat kerja tertutup bersama Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/4).
“Keempat program tersebut mencakup rehabilitasi sekolah, digitalisasi pendidikan, bantuan bagi guru honorer, serta dukungan pendidikan bagi guru yang belum memiliki kualifikasi D4 atau S1,” terang Mu’ti.
Menurutnya, langkah ini merupakan bentuk konkret dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran serta pemerataan layanan pendidikan nasional.
Selain peluncuran program baru, Prabowo juga dikabarkan memberikan arahan strategis kepada jajarannya untuk melakukan kajian ulang terhadap sistem penjurusan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Wacana untuk menghidupkan kembali pembagian jurusan IPA, IPS, dan Bahasa dinilai relevan guna menunjang pelaksanaan tes kemampuan akademik (TKA) di masa mendatang.
“Presiden meminta agar kajian ini dilakukan bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, sebelum hasilnya dilaporkan secara langsung,” jelas Mu’ti.
Peluncuran inisiatif ini diharapkan menjadi momentum baru dalam transformasi pendidikan Indonesia di era kepemimpinan Prabowo Subianto. Pemerintah menargetkan agar kebijakan ini tidak hanya menjawab kebutuhan jangka pendek, tetapi juga memperkuat fondasi pendidikan nasional secara berkelanjutan. ***
(Redaksi)
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis