Puan Maharani Tegaskan Istilah Orde Lama Jangan Dihapus dari Sejarah Nasional

- Redaksi

Selasa, 27 Mei 2025 - 14:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Berita Kita – Ketua DPR RI Puan Maharani menekankan pentingnya mempertahankan istilah Orde Lama dalam penulisan sejarah nasional versi terbaru yang sedang digarap oleh Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan. Ia meminta agar proses penyusunan dilakukan dengan cermat dan tidak menghapus bagian mana pun dari perjalanan bangsa.

 

“Apa pun kejadiannya jangan sampai ada yang tersakiti, jangan sampai ada yang dihilangkan karena sejarah tetap sejarah,” ujar Puan saat memberikan pernyataan di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (27/5).

 

Penulisan sejarah nasional versi baru menjadi salah satu agenda pemerintah dalam upaya pembaruan narasi sejarah. Namun, Puan mengingatkan agar revisi tersebut tetap mengedepankan transparansi dan menyertakan perspektif dari berbagai kalangan.

Baca Juga :  KSAD Tegaskan Disiplin sebagai Kunci Utama, Larang Keras Prajurit Terlibat Narkoba dan Judi Online

 

Menurut Puan, kajian ulang diperlukan agar penyusunan sejarah tidak dilakukan secara tergesa-gesa dan tetap sesuai koridor hukum. “Jangan sampai terburu-buru, malah nanti melanggar aturan dan mekanisme,” katanya.

 

Ia juga menilai bahwa meskipun ada bagian sejarah yang mungkin terasa pahit, tetap tidak boleh dihilangkan dari catatan resmi negara. “Maka, jangan sekali-kali, melupakan sejarah,” tegasnya.

 

Lebih lanjut, Puan menyatakan bahwa bila memang sejarah ingin diperbaiki atau disusun ulang, hal tersebut harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan kehati-hatian. “Kalau memang ingin diperbaiki, silakan. Namun, namanya sejarah apakah itu pahit atau baik, ya kalau memang harus disusun ulang, ya diulang dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.

Baca Juga :  DPD Resmikan Tugu Keadilan Ekologis di Sumba, Simbol Perjuangan Kelestarian Lingkungan

 

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan bahwa penyusunan ulang sejarah tengah melibatkan para sejarawan nasional. Salah satu wacana yang muncul adalah peniadaan istilah Orde Lama, dengan alasan bahwa pemerintah pada masa tersebut tidak pernah secara resmi menggunakan istilah itu.

 

Fadli menambahkan, pendekatan ini diambil untuk menciptakan narasi sejarah yang lebih netral dan inklusif, tanpa mengesampingkan peran aktor-aktor penting dalam perjalanan bangsa. ***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor : Rizki

Sumber Berita: Rilis

Berita Terkait

Ketua DPC Jakarta Utara Soroti RAPIMNAS AWPI 2025 Bertema Indonesia Emas
Ketum AWPI, “Saya Masih Punya Hutang Moral
Rapimnas AWPI 2025 Perkuat Sinergi Pers Nasional dan Pemerintah Menuju Indonesia Emas
KJRI Hamburg Selenggarakan Seminar Kesehatan Mental untuk WNI di Jerman
Korupsi di Indonesia Sudah Menjadi Ekosistem yang Menggurita
Ketua Umum Agus Flores Pimpin Sumpah Setia dan Pelantikan Ketua DPW FRN se-Indonesia
Sobat Dukcapil Permudah Warga Tangerang Urus Dokumen Kependudukan
Polda Jateng Gelar Kapolda Cup 2: Ajak Anak Muda Ubah Energi Tawuran Jadi Prestasi di Gelanggang
Berita ini 59 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 16 Oktober 2025 - 12:28 WIB

Ketua DPC Jakarta Utara Soroti RAPIMNAS AWPI 2025 Bertema Indonesia Emas

Rabu, 15 Oktober 2025 - 03:34 WIB

Ketum AWPI, “Saya Masih Punya Hutang Moral

Senin, 13 Oktober 2025 - 22:13 WIB

Rapimnas AWPI 2025 Perkuat Sinergi Pers Nasional dan Pemerintah Menuju Indonesia Emas

Senin, 13 Oktober 2025 - 11:20 WIB

KJRI Hamburg Selenggarakan Seminar Kesehatan Mental untuk WNI di Jerman

Senin, 13 Oktober 2025 - 07:50 WIB

Korupsi di Indonesia Sudah Menjadi Ekosistem yang Menggurita

Berita Terbaru

Ekonomi/Bisnis

Koperasi Merah Putih, Gerakan Baru Menuju Ekonomi Kerakyatan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 01:40 WIB

Peristiwa

Sempati 89 Berduka Kehilangan Sosok Peduli Sesama

Jumat, 17 Okt 2025 - 16:22 WIB

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes