Indramayu, BeritaKita — Gedung PKBM Bazar Al-Zaytun tampak semarak pada Sabtu pagi, 12/7/ 2025). Di tengah semangat menyambut Hari Kemerdekaan RI yang ke-80, puluhan warga belajar dari berbagai tingkatan pendidikan nonformal: Paket A, B, dan C, berkumpul untuk mengikuti lomba cipta lagu dan puisi. Kegiatan ini bukan sekadar ajang kompetisi biasa, tetapi menjadi bagian dari rangkaian peringatan 17 Agustus sekaligus sarana penguatan karakter, kreativitas, dan kecintaan pada almamater.
Sebanyak 22 peserta tampil membawakan karya-karya orisinil yang mencerminkan semangat belajar, nasionalisme, dan kebanggaan menjadi bagian dari PKBM Al-Zaytun. Sebelas peserta menampilkan puisi karyanya sendiri, sementara sebelas lainnya menyanyikan lagu yang juga mereka ciptakan sendiri. Mereka tampil satu per satu, berdasarkan undian nomor urut, di hadapan para juri dan penonton yang memenuhi aula.
Menurut Dr. Ali Aminulloh, kegiatan ini sejalan dengan visi pendidikan di PKBM Al-Zaytun yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan soft skills yang sangat penting di era ini. “Melalui lomba seperti ini, muncul kreativitas, tumbuh rasa percaya diri, dan berkembang daya saing yang sehat,” ujarnya. “Ini adalah bagian dari proses pendidikan yang menyeluruh.”
Senada dengan itu, Hartono, S.Pd., Koordinator Tutor PKBM, menjelaskan bahwa lomba ini juga bertujuan menumbuhkan budaya belajar dan kecintaan terhadap lembaga pendidikan tempat para peserta bernaung. Tema-tema puisi dan lagu pun tak lepas dari kehidupan dan pengalaman mereka sebagai warga belajar, seperti “Belajar di PKBM”, “PKBM Al-Zaytun”, “Taman Siswa PKBM”, hingga “Semangat untuk PKBM”.
Yang menarik, para peserta tidak hanya diminta menciptakan, tetapi juga membacakan puisi dan menyanyikan lagu ciptaan mereka sendiri secara langsung. “Ini sekaligus melatih keterampilan presentasi dan keberanian tampil di muka umum,” ujar Hartono. “Di sinilah nilai pendidikannya.”
Tiga dewan juri yang terdiri dari para pendidik profesional, yaitu Hartono, S.Pd., Amirul Fajar Wahdana, S.Pd., dan Mulyadi, M.Pd., menilai penampilan peserta dengan antusias. Mereka tidak hanya melihat aspek teknis, tetapi juga nilai pesan, orisinalitas, dan penyampaian.
Pada kategori puisi, Humayah dari kelas B1 meraih juara pertama dengan puisi “PKBM untuk Kejayaan”, disusul Slamet Riyadi dari C3 dan Siti Isnaini dari C2. Sementara itu, pada lomba lagu, Nurhayati dari B4 tampil memukau dengan lagunya yang berjudul “PKBM”, meraih juara pertama, diikuti oleh Iis Kurniati dan Siti Marwiyah.
Lebih dari sekadar menang atau kalah, kegiatan ini meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta dan penonton. Mereka belajar bahwa pendidikan tidak hanya terjadi di ruang kelas, tapi juga melalui ruang ekspresi kreatif dan kebersamaan. Kegiatan ini pun menjadi wujud nyata dari moto Al-Zaytun sebagai “Pusat Pendidikan Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian Menuju Masyarakat Sehat, Cerdas, dan Manusiawi.”
Epilog: Lomba sarana membangun peradaban manusiawi
Lomba cipta lagu dan puisi ini telah membuktikan bahwa semangat merdeka belajar bisa diwujudkan melalui ekspresi seni yang membebaskan. Di tangan para warga belajar PKBM Al-Zaytun, kata-kata menjelma menjadi kekuatan; nada-nada sederhana menjadi suara hati yang tulus. Semoga dari sini lahir generasi yang tak hanya cerdas, tapi juga halus budinya, berani tampil, dan siap membangun peradaban yang lebih manusiawi. ***
(Ali Aminulloh)