Jakarta, Berita Kita – Pemerintah Indonesia dan China kembali memperkuat hubungan bilateral melalui penandatanganan dua nota kesepahaman (MoU) penting dalam bidang ekonomi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Perdagangan Republik Rakyat Tiongkok Wang Wentao menandatangani MoU Strengthening Economic Cooperation in Industrial and Supply Chain serta Memorandum on Two Countries Twin Parks Cooperation Project di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Kesepakatan ini merupakan bagian dari empat MoU yang sebelumnya telah disepakati antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri China Li Qiang dalam pertemuan bilateral.
“Penandatanganan kedua memorandum ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan antara Presiden RI dan Presiden China yang telah dilakukan pada pertemuan bilateral sebelumnya, serta mencerminkan komitmen bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Airlangga dalam keterangan resmi, Senin.
Kerja sama dalam MoU penguatan ekonomi dan rantai pasok industri diarahkan untuk memperdalam kemitraan di sektor-sektor kunci, termasuk manufaktur, logistik, teknologi tinggi, hingga energi baru terbarukan.
Melalui inisiatif ini, Indonesia menargetkan potensi investasi sebesar Rp81,5 triliun yang diperkirakan akan menciptakan sekitar 15 ribu lapangan pekerjaan. Pemerintah juga mendorong keterlibatan pelaku usaha dari berbagai skala, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dalam proyek-proyek yang akan dikembangkan bersama.
Kesepakatan tersebut turut membuka jalan bagi pengembangan kawasan industri di lokasi strategis seperti Batang–Yuanhong, yang menjadi bagian dari proyek Two Countries Twin Parks, serta area industri lainnya yang disepakati secara bersama.
“MoU ini tidak hanya menunjukkan komitmen bersama Indonesia dan China dalam memperdalam kerja sama ekonomi, tetapi juga membuka ruang yang luas bagi masuknya investasi berkualitas tinggi, transformasi industri berbasis nilai tambah, dan pengembangan kawasan industri terintegrasi yang berdaya saing global,” kata Airlangga.
Sebagai bagian dari tindak lanjut, kedua negara juga menyepakati Memorandum on Two Countries Twin Parks Cooperation Project, yang diharapkan menjadi model kolaborasi dua arah dalam sektor industri dan perdagangan.
Lingkungan kerja sama ini dirancang untuk berjalan secara jangka panjang, stabil, dan berdasarkan prinsip saling menguntungkan serta kesetaraan.
“Proyek Two Countries Twin Parks menjadi simbol kemitraan masa depan, yang tidak hanya menghubungkan kawasan industri, tetapi juga mempertemukan teknologi, SDM, dan inovasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” lanjutnya.
Implementasi proyek akan difokuskan pada sejumlah kawasan industri utama di Indonesia, seperti Kawasan Industri Terpadu Batang, Kawasan Industri Wijayakusuma di Semarang, dan Kawasan Industri Bintan. Proyek ini ditargetkan menyerap investasi sebesar Rp61,5 triliun dan menciptakan sekitar 10.500 lapangan kerja baru di berbagai sektor industri.
Guna menjamin keberhasilan implementasi proyek, pemerintah kedua negara juga berkomitmen memberikan dukungan kebijakan, kemudahan fasilitas, serta melakukan pemantauan terhadap kemajuan dan dampak pelaksanaan proyek tersebut.
“Kerja sama ini akan dikoordinasikan secara teknis oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama Kementerian dan Lembaga terkait, kemudian akan ditindaklanjuti melalui pembentukan Joint Committee, guna memastikan implementasi yang tepat sasaran dan berkelanjutan dari masing-masing kesepakatan,” tutup Airlangga. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis