Jakarta, BeritaKita — Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap jajaran kepolisian, terutama elite Polri, menyusul kematian Avan, salah satu pengemudi ojek online (ojol), dalam aksi demonstrasi pada Kamis, (28/8/2029).
Menurut Diah, insiden yang merenggut nyawa tersebut bukan kasus tunggal. Ia menilai peristiwa itu hanyalah “puncak gunung es” dari berbagai persoalan yang melibatkan aparat dan masyarakat.
“Saya meminta agar Presiden Prabowo Subianto mengevaluasi seluruh jajaran kepolisian. Satu nyawa rakyat sangat berharga. Kita tidak ingin ada Affan-Affan lain di masa depan,” tegas Diah.
Ia juga mendesak Polri untuk mengedepankan pendekatan persuasif dalam menangani unjuk rasa.
“Kasus seperti ini tidak hanya terjadi semalam. Polisi perlu mengubah cara bertindak agar lebih humanis,” ujarnya.
Selain itu, Diah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia atas perjuangan yang belum sepenuhnya membuahkan hasil. Ia menegaskan saat ini DPR tengah mengupayakan regulasi yang memberikan perlindungan hukum bagi pengemudi ojol, termasuk menolak wacana kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
“Kami sedang berjuang agar ada payung hukum jelas untuk teman-teman ojol, demi keadilan, perlindungan, dan kesejahteraan mereka. Kami juga mengupayakan agar tidak ada kenaikan iuran BPJS,” tutur Diah.
Diah mengingatkan rekan-rekannya di DPR untuk tetap tenang dalam merespons kritik publik. Menurutnya, wakil rakyat semestinya mendengar aspirasi, bukan terpancing emosi.
“Kalau rakyat mengkritik, terima saja. Jangan sampai gestur atau pernyataan kita menyakiti publik. Kerja DPR harus lebih responsif,” katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat, khususnya pengemudi ojol, agar tidak terprovokasi dan tetap menjaga ketertiban.
“Saya yakin Affan tidak ingin ada korban berikutnya. Semua pihak harus menahan emosi karena kemarahan tidak menghasilkan solusi,” pungkasnya. ***
Penulis : Rizki