Rustam Fachri Mandayun: Teguh Menjaga Marwah Jurnalisme Indonesia

- Redaksi

Senin, 6 Oktober 2025 - 12:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, BeritaKita — Tidak banyak jurnalis Indonesia yang mampu bertahan dengan idealisme dan dedikasi tinggi di tengah perubahan arus media dan dinamika politik nasional. Salah satu nama yang menonjol adalah Rustam Fachri Mandayun, seorang wartawan senior yang lebih dari tiga dekade mengabdikan dirinya pada dunia pers dengan penuh integritas.

 

Rustam dikenal sebagai sosok yang menjadikan jurnalisme bukan sekadar profesi, tetapi panggilan hidup. Ia meyakini bahwa seorang jurnalis sejati tidak hanya bertugas melaporkan fakta, tetapi juga menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan di tengah masyarakat. Pandangan tersebut ia pegang teguh sejak awal kariernya hingga kini.

 

Perjalanan panjang Rustam di dunia jurnalisme bermula dari bangku kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia memilih jurusan Ilmu Publisistik, yang kemudian dikenal sebagai Ilmu Komunikasi. Pada tahun 1987, Rustam menamatkan studinya dan segera menapaki dunia yang akan menjadi jalan pengabdiannya seumur hidup.

 

Tak lama setelah lulus, Rustam bergabung dengan Majalah Berita Mingguan Tempo sebagai reporter daerah. Dunia jurnalistik yang penuh dinamika dan tekanan justru menjadi arena pembelajaran baginya untuk mengenal lebih dalam makna kerja jurnalistik yang berlandaskan integritas dan tanggung jawab.

 

Dalam perjalanan kariernya, Rustam dikenal sebagai jurnalis yang berani, lugas, dan berpegang pada etika profesi. Ia tidak hanya mengejar berita, tetapi juga menggali makna di balik peristiwa. Bagi Rustam, jurnalisme sejati harus berpihak pada kepentingan publik dan mengedepankan kebenaran.

 

Pada tahun 1995, langkah karier Rustam menembus panggung internasional. Ia mendapat kesempatan menjadi koresponden luar negeri Jawa Pos dan ditempatkan di Los Angeles, Amerika Serikat. Selama hampir dua tahun, Rustam melaporkan berbagai peristiwa dunia dari perspektif Indonesia, membangun jembatan informasi antara negeri Paman Sam dan tanah air.

Baca Juga :  Kartini: Pelopor Emansipasi Perempuan dan Reformasi Dunia Pendidikan

 

Namun, krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997–1998 membawa dampak besar. Nilai tukar dolar Amerika Serikat yang melambung tinggi membuat media dalam negeri kesulitan membayar wartawannya di luar negeri. Rustam akhirnya memutuskan untuk kembali ke tanah air, mengakhiri kiprah internasionalnya demi melanjutkan pengabdian di negeri sendiri.

 

Setibanya di Indonesia, Rustam bergabung dengan majalah D&R (Detektif dan Romantika). Ia ikut berperan dalam transformasi majalah tersebut, sejalan dengan perubahan sosial dan politik yang terjadi pasca tumbangnya Orde Baru. “Saat itu, kami mulai menyebut D&R sebagai Demokrasi dan Reformasi,” ujar Rustam mengenang masa tersebut.

 

Sebelum bergabung dengan D&R, Rustam telah mengukir prestasi di Tempo dengan menjadi Kepala Perwakilan Yogyakarta dan Jawa Tengah pada awal 1980-an. Ketika majalah Tempo dibredel pada 1994, ia tidak tinggal diam. Rustam ikut terlibat dalam pengembangan Media Indonesia Minggu, menunjukkan komitmennya terhadap kebebasan pers.

 

Ketika Tempo kembali terbit pada tahun 1998, Rustam pun kembali bergabung di kantor pusat Jakarta. Kesetiaannya terhadap Tempo menggambarkan ikatan moral yang kuat antara dirinya dan media yang membentuk banyak wartawan idealis di Indonesia.

 

Dalam perjalanan panjangnya, Rustam tidak hanya dikenal karena liputan politiknya yang tajam, tetapi juga kepeduliannya pada isu-isu kemanusiaan. Baginya, berita bukan sekadar tentang kekuasaan dan kebijakan, tetapi juga tentang manusia dan kehidupan mereka yang terdampak oleh peristiwa-peristiwa besar.

 

Sejak tahun 2019, Rustam turut aktif di Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) sebagai staf pengajar dan penguji Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Ia ingin memastikan generasi muda wartawan memahami pentingnya profesionalisme, independensi, dan tanggung jawab sosial dalam setiap karya jurnalistik.

Baca Juga :  Dari Pedagang ke Pewarta: Sarwono Menemukan Panggilan Hidup di Dunia Jurnalistik

 

Dalam kapasitasnya sebagai ahli pers di Dewan Pers, Rustam juga turut menjaga agar ekosistem media di Indonesia tetap berjalan sehat dan sesuai dengan prinsip etika profesi. Ia berperan aktif dalam Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers, membantu menyelesaikan berbagai sengketa pemberitaan yang melibatkan media dan masyarakat.

 

“Jurnalisme adalah amanah. Kita tidak hanya menulis berita, tetapi juga menjaga kepercayaan publik,” ucap Rustam dengan nada penuh keyakinan. Kalimat itu mencerminkan filosofi hidupnya sebagai pewarta yang menjunjung tinggi moralitas dalam setiap karya.

 

Lebih dari tiga dekade mengabdikan diri, Rustam Fachri Mandayun menjadi teladan bagi banyak jurnalis muda. Ia membuktikan bahwa idealisme tidak harus luntur oleh waktu, dan kebenaran tetap menjadi pijakan utama dalam setiap pemberitaan.

 

Pria kelahiran Palembang ini tetap aktif menulis, mengajar, dan memberikan masukan kebijakan di dunia pers. Meski dunia media terus berubah, semangatnya menjaga marwah jurnalisme Indonesia tak pernah surut.

 

Dari Yogyakarta hingga Los Angeles, dari Tempo hingga Dewan Pers, Rustam menunjukkan satu hal penting: bahwa jurnalisme sejati bukan sekadar profesi yang mengejar sensasi, melainkan sebuah panggilan jiwa untuk mengabdi pada kebenaran dan kemanusiaan.

 

Melalui ketekunan, integritas, dan dedikasi yang ia tunjukkan, Rustam Fachri Mandayun layak dikenang sebagai sosok yang meneguhkan makna sejati dari profesi wartawan penjaga nurani publik di tengah arus informasi yang terus bergolak.  ***

 

Editor : Redaksi

Berita Terkait

Dari Pedagang ke Pewarta: Sarwono Menemukan Panggilan Hidup di Dunia Jurnalistik
Kartini: Pelopor Emansipasi Perempuan dan Reformasi Dunia Pendidikan
Berita ini 51 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 12:34 WIB

Rustam Fachri Mandayun: Teguh Menjaga Marwah Jurnalisme Indonesia

Jumat, 8 Agustus 2025 - 04:41 WIB

Dari Pedagang ke Pewarta: Sarwono Menemukan Panggilan Hidup di Dunia Jurnalistik

Minggu, 20 April 2025 - 07:08 WIB

Kartini: Pelopor Emansipasi Perempuan dan Reformasi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru

Pendidikan

Ekoenzim Inovasi Hijau UPI untuk Selamatkan Lingkungan

Selasa, 21 Okt 2025 - 09:15 WIB

Kota Bekasi

Kormi Kota Bekasi Ukir Prestasi di Ajang Festival Senam Jawa Barat

Selasa, 21 Okt 2025 - 07:36 WIB

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes