Sampah Jadi Energi, Bukan Petaka: Indonesia Menuju Era Baru Pengelolaan Lingkungan

- Redaksi

Kamis, 30 Oktober 2025 - 12:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, BeritaKita — Sampah bukan lagi sekadar masalah, tapi peluang. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi yang meningkat, volume sampah di Indonesia terus menumpuk. Namun kini, pemerintah berupaya mengubah tumpukan sampah yang selama ini dianggap beban menjadi sumber energi terbarukan yang bernilai tinggi. Kamis, (30/10).

 

Langkah ini ditegaskan melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan Melalui Pengolahan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. Kebijakan tersebut menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju sistem pengelolaan sampah yang lebih modern, efisien, dan berorientasi pada keberlanjutan lingkungan.

 

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberi perhatian serius terhadap permasalahan sampah nasional. Presiden bahkan menekankan pentingnya pendekatan inovatif dalam mengelola sampah agar tidak lagi menjadi ancaman, melainkan sumber daya baru yang bermanfaat bagi masyarakat.

 

“Presiden greget soal masalah sampah. Beliau ingin agar Indonesia tidak hanya bersih, tapi juga mandiri energi. Melalui waste to energy, sampah bisa menjadi bahan bakar pembangkit listrik. Ini solusi konkret untuk dua masalah sekaligus: lingkungan dan energi,” ujar Hanif Faisol di Jakarta, Rabu (29/10).

Baca Juga :  Kali Kedua, Pengurus Fast Respon Counter Opini Polri dengan Takmir Masjid Agung Demak untuk Sukseskan Istighosah HUT Bhayangkara ke-79

 

Konsep waste to energy atau pengolahan sampah menjadi energi bukan hal baru di dunia. Namun di Indonesia, langkah ini menjadi momentum besar untuk mengubah paradigma masyarakat. Sampah yang sebelumnya dibuang begitu saja kini bisa disulap menjadi listrik yang menerangi rumah-rumah warga.

 

Pemerintah menargetkan pembangunan beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Teknologi ramah lingkungan yang digunakan memastikan proses pembakaran atau pengolahan tidak menimbulkan polusi tambahan. Selain menghasilkan energi, sisa abu dari pengolahan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan material konstruksi.

 

Namun, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Mulai dari hal sederhana seperti memilah sampah di rumah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, hingga mendukung inovasi lokal dalam pengelolaan limbah.

 

“Pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama. Jika masyarakat peduli, maka kebijakan waste to energy akan berdampak nyata. Kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih sehat sekaligus masa depan energi yang berkelanjutan,” tambah Hanif.

Baca Juga :  Bencana Tanah Bergerak Terus Hantam Desa Mendala, 551 Jiwa Terdampak dan 135 Rumah Rusak Parah

 

Di berbagai daerah, sejumlah inovasi lokal mulai bermunculan. Beberapa komunitas daur ulang memanfaatkan teknologi sederhana untuk mengubah sampah organik menjadi biogas, sementara anak-anak muda kreatif membuat startup yang mengonversi sampah nonorganik menjadi produk bernilai jual tinggi.

 

Transformasi ini menunjukkan bahwa isu sampah tidak melulu tentang tumpukan dan bau tak sedap, tapi juga tentang kesempatan untuk berinovasi. Indonesia kini berada di titik penting untuk membuktikan bahwa pengelolaan lingkungan bisa sejalan dengan kemajuan teknologi dan kesejahteraan masyarakat.

 

Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, sampah tak lagi menjadi sumber petaka, melainkan sumber energi — simbol perubahan menuju Indonesia yang bersih, mandiri, dan berkelanjutan.

Lahirnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan Melalui Pengolahan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. ***

Penulis : Dadan

Berita Terkait

Bantuan Laptop Teh Annisa Mahesa DPR RI Mulai Berbuah Hasil, Kampoeng Programming Siap Launching Web Talenta Juara (TARA) dan E-Commerce Denokshop
Satu Tahun Kampoeng Programming: Gerakan Belajar Bersama yang Tumbuh dari Gotong Royong Warga Lebak Denok
Layanan SIM Keliling Hadir di Lima Titik Jakarta, Warga Diminta Manfaatkan Kesempatan Perpanjangan
SMSI Sumsel Minta SMSI Kota Prabumulih Petakan Seluruh Media Online, Dorong Profesionalitas Pers Siber
Kemenkumham Tegaskan Peran Sentral R. Mas MH Agus Rugiarto SH dalam Fast Respon dan Kepemilikan Merek Resmi
Langkah Nyata Pemprov DKI: Layanan Gratis Angkut Sampah Besar, Wujud Jakarta Bersih dan Nyaman
Depok dan DKI Jakarta Pertimbangkan Kerja Sama TPU: Antara Keterbatasan Lahan dan Nilai Kemanusiaan
Pemkab Tangerang Normalisasi Sungai Cipangodokan untuk Kurangi Risiko Banjir di Pasar Kemis
Berita ini 24 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 21 November 2025 - 16:47 WIB

Bantuan Laptop Teh Annisa Mahesa DPR RI Mulai Berbuah Hasil, Kampoeng Programming Siap Launching Web Talenta Juara (TARA) dan E-Commerce Denokshop

Rabu, 19 November 2025 - 14:05 WIB

Satu Tahun Kampoeng Programming: Gerakan Belajar Bersama yang Tumbuh dari Gotong Royong Warga Lebak Denok

Rabu, 19 November 2025 - 06:47 WIB

Layanan SIM Keliling Hadir di Lima Titik Jakarta, Warga Diminta Manfaatkan Kesempatan Perpanjangan

Jumat, 14 November 2025 - 09:47 WIB

SMSI Sumsel Minta SMSI Kota Prabumulih Petakan Seluruh Media Online, Dorong Profesionalitas Pers Siber

Minggu, 9 November 2025 - 11:32 WIB

Kemenkumham Tegaskan Peran Sentral R. Mas MH Agus Rugiarto SH dalam Fast Respon dan Kepemilikan Merek Resmi

Berita Terbaru

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes