JAKARTA, BERITAKITA ||Upaya mewujudkan Jakarta yang bersih, sehat, dan berkelanjutan terus digencarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta). Melalui program Satu RW Satu Bank Sampah, DLH memberikan pelatihan intensif kepada para pendamping bank sampah di seluruh kelurahan sebagai langkah strategis memperkuat pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menjelaskan bahwa para pendamping ini akan bekerja secara intensif selama dua bulan untuk membentuk dan mengaktifkan kembali bank-bank sampah di setiap wilayah. “Jakarta memiliki potensi besar menjadi kota percontohan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Indonesia. Jika seluruh RW memiliki bank sampah aktif dan warga konsisten memilah sampah dari rumah, maka kita tidak hanya menjaga kebersihan kota, tetapi juga membangun Jakarta yang berkelanjutan,” ujar Asep, dikutip dari laman resmi Pemprov DKI Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Program ini tidak hanya fokus pada kebersihan lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Melalui bank sampah, warga dapat menukar sampah anorganik dengan nilai ekonomis, seperti uang tunai, pulsa, hingga kebutuhan pokok. Sistem ini diharapkan menjadi motivasi agar masyarakat lebih disiplin dalam memilah dan mengelola sampah sejak dari sumbernya.
Salah satu pendamping bank sampah dari Kelurahan Cempaka Putih, Rina Wulandari, menyampaikan bahwa pelatihan yang diberikan DLH sangat membantu dalam memahami manajemen dan operasional bank sampah. “Kami diajarkan cara mencatat transaksi sampah, menimbang, hingga mengedukasi warga agar memilah sampah dengan benar. Ini bukan hanya soal kebersihan, tapi juga pemberdayaan ekonomi warga,” ujarnya dengan semangat.
DLH DKI juga menggandeng berbagai pihak, termasuk komunitas lingkungan, perguruan tinggi, dan sektor swasta, untuk memperkuat ekosistem pengelolaan sampah. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan mampu mempercepat tercapainya target Satu RW Satu Bank Sampah pada tahun 2026.
Selain itu, penggunaan teknologi digital juga mulai diterapkan dalam sistem bank sampah. Melalui aplikasi berbasis daring, warga dapat memantau jumlah tabungan sampah, jadwal penjemputan, hingga harga terbaru untuk setiap jenis sampah. Langkah inovatif ini menjadi bukti bahwa pengelolaan sampah tidak lagi sekadar kegiatan manual, tetapi sudah masuk ke era digital yang efisien dan transparan.
Program ini mendapat sambutan positif dari warga. Samsudin, ketua RW di kawasan Tebet, mengatakan bahwa keberadaan bank sampah membuat lingkungan lebih bersih dan mengubah perilaku masyarakat. “Sekarang warga jadi terbiasa memilah sampah. Lingkungan lebih nyaman, dan hasilnya bisa menambah pendapatan keluarga,” tuturnya.
Melalui gerakan Satu RW Satu Bank Sampah, DLH DKI Jakarta ingin menanamkan kesadaran bahwa menjaga kebersihan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. Dengan kolaborasi, inovasi, dan kepedulian bersama, cita-cita Jakarta sebagai kota hijau dan berkelanjutan bukanlah hal yang mustahil.
“Sampah adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan memilah, menabung, dan mengelola sampah secara bijak, kita sedang menabung masa depan Jakarta yang lebih bersih dan layak huni,” pungkas Asep. ***
Penulis : Dadan