Menurutnya, meskipun Amerika Serikat bukan merupakan penandatangan Statuta Roma dan tidak terikat secara hukum dengan Mahkamah Pidana Internasional (ICC), New York sebagai kota global harus menunjukkan keberpihakan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan universal.

“Kami menyambut Perdana Menteri Netanyahu di New York City untuk apa pun yang diinginkannya, mengingat AS bukan penanda tangan ICC. Jadi dia bisa bepergian ke AS, tidak seperti banyak negara lain yang tidak akan berhasil, Benjamin,” ujarnya.

Namun, ia juga menegaskan bahwa apabila terpilih, ia tidak akan membiarkan hukum internasional diabaikan begitu saja.

“Tidak, karena wali kota New York City akan menangkap Benjamin Netanyahu. Ini adalah kota yang nilai-nilainya sejalan dengan hukum internasional,” katanya lantang.

Ia menyampaikan bahwa sudah saatnya pemerintah daerah menunjukkan ketegasan moral, terlebih ketika kepemimpinan federal dinilai kehilangan arah dalam menghadapi isu-isu kemanusiaan global.

“Sudah saatnya tindakan kita juga dilakukan meskipun AS bukan merupakan tanda tangan ICC. Tidak, sekarang saatnya kita benar-benar maju dan memperjelas apa yang bersedia kita lakukan untuk menunjukkan kepemimpinan yang sangat hilang dalam pemerintahan federal,” ungkapnya.

Pernyataan ini mendapat sorotan luas, mengingat posisi calon wali kota tersebut merepresentasikan keberanian untuk membawa politik lokal pada arena hukum dan keadilan internasional. Dukungan maupun kritik atas pandangannya pun mengemuka di tengah dinamika politik menjelang pemilihan umum kota. ***