Jakarta, BeritaKita–– Ketua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kelurahan Marunda, Louise David Haganta, mengumumkan resmi beroperasinya dapur gizi baru di wilayah Marunda Baru. Dapur ini menjadi yang pertama di Marunda, sekaligus dapur ke-20 yang beroperasi di wilayah Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Luis menjelaskan, dapur tersebut mulai beroperasi sejak 6 Oktober 2025, dan kini telah melayani 3.149 siswa dari lima sekolah di sekitar Marunda. “Sekolah yang kami layani yaitu MAN 5, MPS 15, MIN 20, SDN 03, dan SMPN 162,” ujarnya saat ditemui di sela pembukaan dapur MBG Marunda.
Sebelumnya, Luis sempat menjabat di wilayah Kalibaru, di mana ia juga memimpin operasional dapur gizi serupa. “Untuk saya pribadi, ini dapur kedua. Tapi di Marunda sendiri ini baru pertama,” katanya.
Menurut Luis, dapur baru tidak langsung melayani ribuan siswa sejak hari pertama. “Arahan dari Badan Gizi Nasional (BGN), dapur yang baru beroperasi harus berjalan bertahap agar bisa menekan potensi terjadinya KLB (Kejadian Luar Biasa) gizi,” jelasnya.
Pada tahap awal, dapur melayani sekitar 1.448 porsi per hari. Jumlah itu meningkat menjadi 1.970 porsi di hari ketiga, dan mencapai 3.149 porsi setelah satu minggu beroperasi.
Dalam upaya menjaga mutu makanan, setiap dapur SPPG wajib memiliki Sertifikat Laik Higienis Sanitasi (SLHS) serta sertifikat halal. “Kedua sertifikat itu merupakan syarat wajib untuk operasional dapur, apalagi jika kapasitas sudah menyentuh angka 4.000 porsi per hari,” terang Luis.
Ia menambahkan, BGN bersama Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan telah memfasilitasi proses sertifikasi halal secara gratis dan serentak se-Indonesia. “Kami baru saja mengikuti rapat konsolidasi di Sentul bersama pimpinan BGN, juga dihadiri Gubernur, Wakil Gubernur Jawa Barat, dan kepala dinas terkait,” ujarnya.
Untuk menjamin kualitas makanan, dapur SPPG Marunda melibatkan tiga chef berpengalaman, termasuk satu kepala chef bersertifikat yang pernah bekerja di hotel dan restoran, baik di dalam maupun luar negeri.
“Dua chef lainnya sudah berpengalaman di dapur SPPG sebelumnya di Kalibaru, jadi mereka sudah paham alur kerja dan standar keamanan pangan,” jelas Luis.
Selain itu, proses pemorsian makanan juga diawasi ketat oleh penanggung jawab lapangan (PJ) dan ahli gizi (Aligizi). Setiap petugas wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap, mulai dari masker, hairnet, apron, hingga sarung tangan, untuk menghindari kontaminasi silang.
Luis menjelaskan, pembukaan dapur baru harus melalui beberapa tahapan, mulai dari verifikasi administrasi, pengisian fasilitas dapur, hingga survei kelayakan lapangan oleh tim SPPG pusat.
“Persyaratan administrasi mencakup NIB, akta yayasan, dan pendaftaran di portal mitra. Setelah diverifikasi, tim akan melakukan survei lapangan untuk memastikan kelayakan dapur sebelum dinyatakan siap beroperasi,” ungkapnya.
Untuk saat ini, SPPG Marunda menargetkan pembangunan dua dapur baru guna memperluas jangkauan layanan gizi bagi siswa di wilayah tersebut. “Satu dapur sudah dibangun di bagian belakang lokasi ini,” tutup Luis. ***
Penulis : Dadan