Sri Harjono Usulkan Jabatan Ketum Parpol Maksimal Satu Periode Demi Demokrasi Sehat

- Redaksi

Senin, 2 Juni 2025 - 08:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Yogyakarta, Berita Kita – Upaya memperbaiki sistem politik Indonesia kembali disuarakan. Dalam acara bedah buku Pergerakan Menuju Pembaharuan Nusantara yang digelar di Gedung UC Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Minggu (1/6), penulis buku sekaligus pakar hukum tata negara, Sri Harjono, mengusulkan pembatasan masa jabatan ketua umum dan sekretaris jenderal partai politik maksimal satu periode atau lima tahun.

 

Usulan tersebut disampaikan sebagai bentuk keprihatinan terhadap pola kepemimpinan di tubuh partai politik yang dinilai makin menjauh dari prinsip demokrasi. “Pembatasan untuk menghindari terjadinya ‘kepemilikan’ partai politik oleh satu orang atau oleh keluarga,” ujar Harjono dalam forum yang dihadiri sejumlah akademisi, mahasiswa, dan aktivis.

 

Menurut Harjono, sejak era reformasi 1999, sistem kepartaian justru mengalami kemunduran dalam praktik demokrasi internal. Ia menilai bahwa partai politik kini cenderung dikuasai oleh figur tertentu secara personal bahkan diwariskan secara turun-temurun, sehingga menyerupai kepemilikan pribadi.

Baca Juga :  PM China Kunjungi DPR RI, Pererat Hubungan Diplomatik dan Kedekatan dengan Rakyat Indonesia

 

Ia mengungkapkan bahwa kondisi ini menimbulkan dampak negatif, baik dalam rekrutmen jabatan publik maupun pengelolaan negara. “Ketika seseorang terjun ke politik, jalan amannya adalah bersikap loyal pada ketua umum. Maka yang dipilih menduduki jabatan publik pun bukan berdasarkan kapasitas, tapi loyalitas,” ucapnya.

 

Sri Harjono juga menyoroti hilangnya sistem meritokrasi di tubuh partai yang menyebabkan kinerja lembaga publik, termasuk jabatan birokrasi, menjadi tidak optimal. Kebijakan dan alokasi anggaran negara pun dinilai rawan disalahgunakan. “Alokasi uang rakyat yaitu APBN dan APBD tidak benar-benar diprioritaskan untuk rakyat karena penggunaan anggaran tidak efektif,” ujar dia.

 

Gagasan pembatasan masa jabatan tidak hanya ditujukan kepada ketua umum partai politik di tingkat pusat, namun juga mencakup sekjen serta ketua partai di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Menurutnya, langkah ini penting agar partai politik benar-benar menjadi alat perjuangan demokrasi, bukan sekadar kendaraan politik untuk segelintir elite.

Baca Juga :  Ketua DPD RI Imbau Hindari Aktivitas Tambang Dekat Kawasan Wisata demi Jaga Ekosistem

 

Lebih lanjut, Harjono menilai perlunya pembaruan sistem partai politik sebagai bagian dari upaya menjaga arah tujuan bernegara sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945. Ia mengingatkan bahwa usia Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang baru 79 tahun masih tergolong muda dan sangat memerlukan pembenahan berkelanjutan.

 

Dalam konteks pembiayaan partai, Harjono juga menyoroti bantuan keuangan dari negara yang diberikan kepada partai politik yang memiliki kursi di DPR atau DPRD. Dana yang diterima tersebut, 60 persennya seharusnya digunakan untuk pendidikan politik. Namun, menurutnya, bantuan ini justru memperkuat dominasi individu dan keluarga dalam kepengurusan partai. “Bantuan keuangan partai politik ini tujuannya bagus, namun dengan sistem partai politik yang ada saat ini maka seperti memberikan pupuk bagi berlangsungnya partai politik yang dikuasai oleh personal dan keluarga,” ujarnya. ***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor : Rizki

Sumber Berita: Rilis

Berita Terkait

Visi Jangka Panjang Presiden Prabowo: Kolaborasi TNI-Kejaksaan untuk Pulihkan Ribuan Hektare Lahan Sawit Ilegal
Sapi Kurban Presiden dan Wakil Presiden Disembelih di Istiqlal, Dagingnya Akan Dibagikan untuk 2.000 Anak Yatim
Ketua DPD RI Imbau Hindari Aktivitas Tambang Dekat Kawasan Wisata demi Jaga Ekosistem
Polri Ambil Peran Strategis Wujudkan Kedaulatan Pangan Nasional
Prabowo Rayakan Kemenangan Timnas Bersama Pemain dan Pelatih, Gerindra Jajaki Koalisi dengan PDIP
Fadli Zon Dorong Penulisan Sejarah dengan Nada Positif Demi Persatuan Bangsa
Tujuh Bulan Pemerintahan Prabowo–Gibran Raih Stabilitas Politik Tinggi di Mata Publik
Said Abdullah Tegaskan Pentingnya Persatuan Bangsa di Tengah Usulan Pemakzulan Wapres Gibran
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 7 Juni 2025 - 17:30 WIB

Sapi Kurban Presiden dan Wakil Presiden Disembelih di Istiqlal, Dagingnya Akan Dibagikan untuk 2.000 Anak Yatim

Sabtu, 7 Juni 2025 - 16:05 WIB

Ketua DPD RI Imbau Hindari Aktivitas Tambang Dekat Kawasan Wisata demi Jaga Ekosistem

Sabtu, 7 Juni 2025 - 10:41 WIB

Polri Ambil Peran Strategis Wujudkan Kedaulatan Pangan Nasional

Sabtu, 7 Juni 2025 - 08:53 WIB

Prabowo Rayakan Kemenangan Timnas Bersama Pemain dan Pelatih, Gerindra Jajaki Koalisi dengan PDIP

Sabtu, 7 Juni 2025 - 07:51 WIB

Fadli Zon Dorong Penulisan Sejarah dengan Nada Positif Demi Persatuan Bangsa

Berita Terbaru

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes