Jakarta, BeritaKita — Film Superman garapan James Gunn yang dirilis tahun 2025 berhasil membuka lembaran baru bagi jagat sinema DC Universe (DCU) dengan pendekatan yang sangat berbeda dari era sebelumnya. Film ini disebut sebagai proyek reboot pertama yang menandai transisi resmi dari semesta Zack Snyder ke semesta baru di bawah kendali kreatif James Gunn.
Film ini tidak hanya menyajikan visual spektakuler dan kisah epik, tetapi juga mengangkat sisi emosional dan kemanusiaan dari tokoh Kal-El alias Clark Kent. Dalam ulasannya, pengamat film dan konten kreator Charlie menegaskan bahwa Superman 2025 adalah representasi paling komik dari karakter Superman sejauh ini.
“Film ini adalah karya paling berbasis komik yang pernah saya tonton. Rasanya seperti duduk di teater dan membaca salah satu komik klasik Zaman Perak DC,” ungkap Charlie dalam video ulasannya.
Film ini menampilkan aktor David Corenswet sebagai Superman/Clark Kent, yang menurut Charlie merupakan “kedatangan kembali semangat Christopher Reeve”, sang pemeran ikonik Superman dari era klasik. Di sisi lain, karakter Lex Luthor diperankan dengan luar biasa oleh Nicholas Hoult, yang dinilai menghadirkan sosok villain jenius dengan ancaman nyata, bahkan sempat mendominasi Superman dalam beberapa adegan.
“Lex Luthor di film ini terasa benar-benar bisa mengalahkan Superman. Bukan hanya ancaman intelektual, tapi juga emosional,” kata Charlie.
Film Superman 2025 dirancang seperti rangkaian episode kehidupan sehari-hari sang pahlawan super. Penonton disuguhkan berbagai petualangan mulai dari melawan kaiju raksasa, menghadapi dimensi saku, hingga berurusan dengan pengguna sihir dan makhluk metahuman. Film ini juga memperkenalkan banyak tokoh baru seperti Krypto si anjing super, Jimmy Olsen versi terbaik sejauh ini, dan anggota Justice Gang seperti Hawkgirl dan Mr. Terrific.
Charlie mengungkap bahwa film ini berani mengangkat sisi manusiawi Superman dengan sangat dalam—menyingkap ketakutan, motivasi, dan nilai-nilai moral yang ia pegang sejak kecil.
“Ini adalah Superman yang sangat manusiawi. Film ini seperti uji coba terhadap sistem moral yang dia pegang,” tuturnya.
Menurut James Gunn, film ini juga merupakan metafora tentang perjalanan imigran dan kisah tentang Amerika Serikat. Kal-El digambarkan sebagai bayi dari Krypton yang jatuh di bumi dan tumbuh besar dengan nilai-nilai luhur dari orang tuanya di Amerika.
“Superman percaya pada kebaikan manusia, meski dunia sering menunjukkan sebaliknya,” kata Gunn seperti dikutip Charlie.
Film ini banyak dipengaruhi oleh komik karya Grant Morrison dan desain artistik dari Frank Quitely, yang membuat atmosfer film terasa sangat khas, penuh warna, dan kadang “gila” dalam artian positif. Musik dalam film ini juga dinilai sebagai kekuatan utama, menggabungkan nuansa klasik dari John Williams dengan aransemen baru karya John Murphy.
Meskipun mayoritas isi film dipuji, Charlie mencatat adanya beberapa bagian yang terasa lambat atau terlalu konyol. Menurutnya, nada film ini jauh lebih ringan daripada Man of Steel milik Henry Cavill, dan bisa jadi tidak cocok bagi penonton yang menginginkan kesan gelap dan serius.
“Kalau kamu tidak suka Smallville, kamu mungkin akan bermasalah dengan beberapa bagian film ini,” tambahnya.
Secara keseluruhan, Superman 2025 dinilai sebagai awal yang menjanjikan bagi DCU yang baru. Film ini membawa pesan optimistis di tengah dunia yang sedang kacau, menawarkan harapan tanpa kehilangan kedalaman naratif.
“Film ini meninggalkan rasa bahwa dunia ini masih layak diperjuangkan. Dan mungkin itu yang paling dibutuhkan dari seorang Superman,” tutup Charlie.
Film Superman 2025 kini sudah tayang di bioskop dan mulai menuai banyak reaksi dari penggemar maupun kritikus. James Gunn akan melanjutkan perluasan semesta ini lewat film dan serial mendatang, menjadikan Superman 2025 sebagai fondasi baru semesta pahlawan DC. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: https://youtu.be/DKnkxek6BBA?si=wHGJtS8QSqqBN0Of