Bandung, Jawa Barat Berita Kita – Tiga siswa SMA Negeri Cibingbin dan Ngamprah Kabupaten Kuningan Jawa Barat, terpilih sebagai petugas pengibar bendera dalam upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 yang berlangsung pada Selasa, 20 Mei 2025. Mereka adalah Afgan Nabi Yosa dari SMAN 1 Cibingbing, Jalaludin Al Gifari dari SMAN 1 Cibingbin, dan Davian Fasya dari SMAN 1 Ngamprah.
Penunjukan ketiganya dilakukan melalui program pembinaan anak-anak berisiko sosial yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Program tersebut bertujuan untuk memberikan pendampingan dan pelatihan bagi remaja yang sebelumnya dianggap bermasalah di lingkungan mereka. Salah satu bentuk pembinaan dilakukan di ‘barak militer, di mana peserta mendapatkan pelatihan disiplin, kepemimpinan, serta nilai-nilai tanggung jawab.
Upacara Harkitnas yang digelar di halaman Kantor Gubernur Jawa Barat itu berlangsung khidmat dan dihadiri oleh perwakilan pemerintah, tokoh masyarakat, serta unsur pelajar. Afgan dan Jalaludin, dua siswa SMAN Cibingbing dari Kuningan, menjadi pusat perhatian ketika menjalankan tugas mereka dengan sikap tegap dan penuh kedisiplinan di hadapan Sang Saka Merah Putih.
Sebelumnya, kedua remaja tersebut dikenal sebagai anak-anak yang menghadapi berbagai persoalan sosial, termasuk label nakal dan pemalas dari lingkungan sekitar. Namun, melalui proses pembinaan yang intensif dan terstruktur, mereka berhasil menunjukkan perubahan signifikan. Keberhasilan mereka menjadi bagian dari momen nasional ini menjadi cerminan dari semangat kebangkitan dan transformasi karakter.
Sebagai bentuk apresiasi, pemerintah provinsi memberikan penghargaan berupa bantuan dana masing-masing sebesar Rp25 juta kepada ketiga siswa. Bantuan ini tidak hanya bernilai ekonomis, tetapi juga menjadi simbol penghormatan atas perjuangan mereka dalam mengubah arah hidup.
Keberhasilan Afgan dan Jalaludin menegaskan bahwa pendekatan yang manusiawi, terencana, dan konsisten mampu membuka potensi luar biasa dalam diri generasi muda. Inisiatif menjadikan ‘barak militer’ sebagai ruang pembinaan sosial pun mulai mendapat perhatian luas dari berbagai pihak di tingkat daerah maupun nasional.
Dengan latar belakang yang penuh tantangan, kisah mereka membuktikan bahwa masa depan bukan ditentukan oleh masa lalu, tetapi oleh kesempatan yang diberikan dan semangat untuk berubah. ***
Penulis : Rizki
Editor : Rizki
Sumber Berita: Dari berbagai sumber