Jakarta, Berita Kita – Pemanfaatan teknologi digital di dunia kesehatan terus menunjukkan dampak signifikan. Salah satunya terlihat dari transformasi digital yang dijalankan Bethsaida Hospital Serang, yang berhasil meningkatkan mutu layanan dan keselamatan pasien secara terukur dan berstandar global.
Keberhasilan ini ditandai dengan diraihnya validasi HIMSS EMRAM Tingkat 6, sebuah pengakuan bergengsi dalam adopsi teknologi informasi rumah sakit yang diberikan oleh HIMSS Global. Asesmen terhadap rumah sakit dilakukan pada 10 dan 12 Juni 2025, dengan evaluasi menyeluruh atas penerapan rekam medis elektronik, Computerized Physician Order Entry (CPOE), serta data analitik dalam pengambilan keputusan klinis.
CEO Bethsaida Healthcare, Prof. Dr. Hananiel P. Wijaya, MM, M.Sc, CIA, menyatakan bahwa pencapaian ini sejalan dengan visi Bethsaida dalam memadukan teknologi dan nilai kemanusiaan dalam layanan kesehatan.
“Kami tidak hanya berkomitmen pada mutu layanan, tetapi juga pada pemanfaatan teknologi untuk mempercepat pemulihan pasien dan meningkatkan efisiensi operasional,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Bethsaida Hospital Serang, dr. Tirtamulya Juandy, menegaskan bahwa digitalisasi menyeluruh memberi dampak nyata dalam pelayanan medis.
“Dengan sistem digital yang terintegrasi, kami bisa mempercepat respons medis, mengurangi risiko kesalahan, dan meningkatkan keselamatan serta personalisasi perawatan,” katanya.
Transformasi digital yang diterapkan mencakup sistem closed loop administration, yang menjamin ketepatan dalam pemberian obat, darah, dan ASI melalui pemindaian kode QR. Selain itu, sistem ini dilengkapi dengan clinical decision support yang memberikan peringatan dini terkait alergi, interaksi obat, hingga kondisi medis khusus pasien.
HIMSS EMRAM (Electronic Medical Record Adoption Model) sendiri merupakan standar internasional dengan tujuh tingkatan adopsi teknologi dari level 0 hingga 7. Pencapaian level 6 menunjukkan bahwa rumah sakit telah memiliki sistem informasi terintegrasi, yang mampu mendukung pengambilan keputusan klinis berbasis bukti dan peningkatan keselamatan pasien.
Direktur IT Bethsaida Healthcare, Hasan Widjaja, menekankan pentingnya kolaborasi lintas divisi untuk mewujudkan sistem digital yang andal dan aman.
“Keberhasilan ini merupakan hasil kerja kolaboratif antara tim klinis dan teknologi. Kami membangun sistem cloud-hybrid dan interoperabilitas data menggunakan standar HL7 dan FHIR,” jelasnya.
Transformasi ini tidak sekadar mengadopsi teknologi canggih, melainkan juga menciptakan ekosistem kerja kolaboratif yang minim kesalahan dan respon cepat terhadap kondisi pasien. Salah satu contohnya adalah sistem pemberian obat berbasis QR code, yang memastikan keakuratan dosis, waktu pemberian, hingga identitas pasien penerima. Langkah kecil ini mampu mencegah konsekuensi medis yang besar.
Dengan keberhasilan ini, Bethsaida Hospital Serang menegaskan posisinya sebagai pelopor rumah sakit yang tak hanya mengedepankan inovasi, tetapi juga nilai kemanusiaan dalam pelayanan. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis