Washington DC, BeritaKita — Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dikabarkan mencapai kesepakatan strategis untuk memperkuat kerja sama militer dengan memproduksi lebih banyak drone tempur. Kesepakatan ini dicapai dalam percakapan telepon yang berlangsung pada 4 Juli 2025, di tengah meningkatnya intensitas serangan Rusia terhadap wilayah Ukraina.
Langkah ini menjadi respons langsung atas kondisi darurat di medan tempur Ukraina, yang terus digempur oleh serangan udara Moskwa. Dalam pembicaraan tersebut, kedua pemimpin negara sepakat meningkatkan kapabilitas sistem pertahanan udara Ukraina sebagai upaya melindungi warganya dan menahan laju agresi Rusia.
Presiden Zelensky secara terbuka menyatakan bahwa Amerika Serikat siap mendukung Ukraina dalam memperkuat sistem pertahanan strategisnya, terutama melalui produksi bersama teknologi drone tempur.
“Hari ini saya berbicara dengan Presiden Trump. Perbincangan itu sangat penting. Kami berjanji akan bertemu dengan para komandan kami untuk meningkatkan kekuatan pertahanan udara (PPO),” ujar Zelensky dalam pernyataannya.
Ia juga mengungkap bahwa dalam percakapan tersebut dibahas potensi kerja sama industri militer kedua negara. “Kami berbicara secara rinci tentang perusahaan-perusahaan yang akan berkolaborasi. Kita membutuhkan ini, dan Amerika akan mendukung,” lanjutnya.
Namun demikian, Presiden Trump sendiri belum menyampaikan isi percakapannya secara gamblang kepada media. Saat dikonfirmasi oleh awak pers, ia hanya memberikan pernyataan bernada ambigu terkait situasi yang dihadapi Zelensky dan posisinya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Saya rasa itu pembicaraan yang bagus. Zelensky benar-benar sedang diserang dengan sangat keras, seperti yang saya perkirakan. Saya sangat kecewa dengan pembicaraan saya dengan Presiden Putin,” ujar Trump.
Pernyataan Trump ini memicu spekulasi politik global mengenai kemungkinan perubahan arah kebijakan luar negerinya terhadap Rusia, terutama setelah diketahui ia sempat berbicara langsung dengan Putin sehari sebelum berbicara dengan Zelensky, tepatnya pada 3 Juli 2025.
Dalam pembicaraan selama satu jam dengan Presiden Rusia tersebut, Trump tampak tidak menemukan titik temu. Sikap kecewa yang diungkapkannya memunculkan interpretasi bahwa hubungan antara Gedung Putih dan Kremlin kembali mengalami ketegangan.
Kesepakatan produksi drone tempur antara Washington dan Kiev dipandang sebagai langkah konkret Amerika Serikat dalam memperkuat aliansi strategisnya di Eropa Timur, serta mempertegas posisinya dalam konflik yang semakin berlarut-larut ini.
Dengan meningkatnya intensitas kolaborasi militer ini, perhatian dunia kini kembali tertuju pada bagaimana Ukraina dan sekutunya, terutama Amerika Serikat, akan menghadapi gelombang serangan lanjutan dari Moskwa. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: https://youtu.be/TUFQZU5K-MI?si=Ao1Te1oMzMgvll4Q