Ulang Tahun ke-26 Al-Zaytun: Politeknik AIR Wujud Impelemntasi Transformasi Revolusioner Pendidikan Berasrama

- Redaksi

Jumat, 29 Agustus 2025 - 09:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indramayu, BeritaKita – Ma’had Al-Zaytun genap berusia 26 tahun. Terasa sangat istimewa karena bulan hijriyah dan miladiyahnya sama denga saat kelahirannya 26 tahun lalu. Rabu, 27 Agustus 2025.

 

Momentum ini tidak hanya dirayakan dengan kebersamaan, tetapi juga dipenuhi refleksi, gagasan besar, dan tekad membangun Indonesia modern melalui pendidikan berasrama.

 

Acara milad dihadiri Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Barat mewakili Gubernur, para akademisi IPB yang tergabung dalam Tim-11, Dosen UIN Jakarta, tokoh lintas agama, perwakilan alumni, wali santri, masyarakat sekitar, Civitas kampus Al-Zaytun, hingga keluarga besar Syaykh Panji Gumilang dari Gresik.

Kilas Balik Perjalanan Al-Zaytun

Dalam sambutan pembuka, Ketua Yayasan Pesantren Indonesia, Datuk Sir Imam Prawoto, menegaskan bahwa Al-Zaytun sejak awal tidak pernah berhenti bergerak. Berdiri sejak 1993, Al-Zaytun terus menguatkan diri sebagai pusat pendidikan berasrama yang modern. Pada usia ke-26 ini, menurutnya, tema besar Transformasi Revolusioner Pendidikan Berasrama demi Indonesia Modern Abad 21 menjadi arah yang nyata, bukan sekadar wacana.

 

Imam Prawoto juga menyinggung gagasan Novum Gradum yang dicanangkan Syaykh pada Mei 2025, sebuah visi baru pendidikan yang diwujudkan melalui pendekatan L-STEAM (Law, Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics) dan rencana pendirian Politeknik Al-Zaytun Indonesia.

“Inilah hadiah akademik yang ingin kita persembahkan di milad ke-26, sebuah politeknik yang siap melahirkan praktisi unggul,” ungkapnya.

Gagasan Besar Syaykh: Dari Kemandirian ke Politeknik

Menindaklanjuti hal itu, Syaykh Panji Gumilang menegaskan bahwa inti dari perjalanan 26 tahun Al-Zaytun adalah kemandirian dan keberanian mengambil lompatan besar. Syaykh menyebut bahwa sejak awal Al-Zaytun dipersiapkan dengan basis ketahanan pangan agar pendidikan tidak terguncang oleh dinamika luar.

“Selama 26 tahun, Al-Zaytun tetap kokoh karena cukup pangan. Orang yang cukup makan tidak mudah digoncang oleh isu apa pun,” ujarnya.

 

Puncak gagasan Syaykh tahun ini adalah pencanangan Politeknik Al-Zaytun Indonesia Raya (AIR). Politeknik ini akan menjadi pusat pendidikan vokasi dengan fokus pada agronomi, peternakan, perikanan, kelautan, kehutanan, dan mekanisasi pertanian. Dengan politeknik, Syaykh ingin mencetak doktor ladang, doktor laut, doktor hutan, dan doktor perkebunan para akademisi yang sekaligus praktisi, bukan sekadar pemilik teori.

 

Syaykh juga menekankan pentingnya politik etik dalam pendidikan.

“Politik sejati adalah politik etik, bukan politik transaksional. Pendidikan harus didirikan di atas moral dan visi kebangsaan, bukan kepentingan sesaat,” tegasnya.

 

Ia menutup gagasan dengan optimisme bahwa politeknik akan menjadi pusat pembaruan, bukan hanya untuk Al-Zaytun, tetapi juga bagi masa depan Indonesia modern.

Baca Juga :  RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Pilar Pelayanan Kesehatan Modern Berbasis Pendidikan dan Inovasi

 

Dukungan Pemerintah: Sambutan Kabiro Kesra

Mewakili Gubernur Jawa Barat, Kepala Biro Kesra, Andrie Kustria Wardana, S.STP., M.Si., CRBD, menyampaikan apresiasi atas kiprah Al-Zaytun yang konsisten membangun pendidikan modern dengan basis pesantren.

 

Iapun menegaskan bahwa pemerintah daerah memandang Al-Zaytun bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam mencetak generasi berkarakter, mandiri, dan siap bersaing di tingkat global.

“Al-Zaytun adalah aset bangsa. Jawa Barat bangga memiliki lembaga pendidikan berasrama yang visioner, yang tidak hanya mengajar ilmu, tetapi juga menanamkan nilai kemandirian dan integritas,” ujarnya dalam sambutan penuh penghargaan.

 

Suara Akademisi: Tim-11 IPB

Lima tokoh dari Tim-11 IPB yang sejak awal mendampingi lahirnya Al-Zaytun hadir memberikan pandangan. Dr. Ir. Bagus Priyo Purwanto menilai pendirian politeknik adalah cita-cita awal yang kini mulai menemukan bentuknya.

 

Menurutnya, politeknik akan melahirkan lulusan yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga keterampilan praktis untuk menjawab kebutuhan bangsa. Sedangkan Dr. Hewan Pallawaruka, sahabat Syaykh sejak mahasiswa, mengingatkan bahwa transformasi revolusioner harus berangkat dari modal besar yang sudah dimiliki Al-Zaytun.

 

Ia menekankan pentingnya menjaga ribuan santri dan lulusan agar benar-benar mendapat arah pendidikan yang kokoh.

 

Lebih lanjut, Prof. Dr. drh. Akhmad Arif Amin membawa perbandingan dari Jerman dan Israel. Menurutnya, kebangkitan bangsa selalu dimulai dari pemenuhan pangan.

“Insya Allah dengan Al-Zaytun, Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia,” serunya penuh keyakinan.

 

Sedangkan Dr. Ir. Ujang Sehabudin, Direktur Kampus Vokasi IPB Sukabumi, menyatakan kesiapannya menjalin kerja sama dengan Al-Zaytun. Ia menegaskan bahwa konsistensi Syaykh dan tim dalam 26 tahun terakhir telah membuktikan keteguhan komitmen pada dunia pendidikan.

 

Sementara itu, Dr. Ir. Dedi Duryadi Solihin menekankan bahwa Al-Zaytun sejak awal sudah mengusung kemandirian sebagai basis pendidikan. Ia menyebut politeknik sebagai solusi konkret untuk meningkatkan keterampilan SDM agar siap menghadapi tantangan global.

Resonansi Nasional: UIN Jakarta dan Tokoh Masyarakat Gresik

Dr. Ahmad Sudirman Abbas dari UIN Jakarta menilai transformasi revolusioner yang digaungkan Al-Zaytun adalah lompatan sejarah pendidikan. Ia mengaitkannya dengan semangat nuhud (kebangkitan) yang pernah melahirkan gerakan besar di tahun 1926.

 

Menurutnya, Al-Zaytun sedang melanjutkan tradisi kebangkitan itu dalam bentuk pendidikan berasrama modern yang siap menyongsong abad ke-21.

 

Sementara itu, Drs. H. Ahmad Lutfi Khudori, tokoh masyarakat Gresik yang hadir menyampaikan kekaguman atas daya tahan dan keberanian Al-Zaytun menjaga eksistensi di tengah berbagai tantangan. Menurutnya, Al-Zaytun bukan hanya milik Indramayu, tetapi telah menjadi model nasional bagaimana pesantren bertransformasi menjadi pusat ilmu pengetahuan, teknologi, dan ketahanan pangan.

Baca Juga :  UKW ke-61 Resmi Berakhir, 26 Wartawan Usai Mengkuti Uji Kompetensi

 

Dukungan Alumni, Wali Santri, dan Masyarakat

Dari kalangan alumni, Muhammad Nabil Barak, ST mewakili generasi muda yang pernah ditempa di Al-Zaytun. Ia menyampaikan rasa bangga atas perjalanan almamater yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga membentuk karakter kemandirian.

 

Lebih lanjut, Asrul Alamsyah, SIP., MM. mewakili wali santri, mengungkapkan rasa syukur atas konsistensi Al-Zaytun mendidik anak-anak mereka. Ia menegaskan bahwa wali santri akan selalu mendukung langkah besar Syaykh dalam memperkuat pendidikan berasrama.

 

Semantara itu Dr. Ahmad, Tokoh masyarakat Indramayu yang pernah bersama “topobroto” selama 351 hari di Jl. Gatot Subroto, memandang Syaykh Panji Gumilang bukan sekadar sebagai pendidik, tetapi sosok pemimpin visioner yang selalu berpikir out of the box dan melampaui zamannya. Sejak masa muda, beliau terbiasa membiasakan diri dengan disiplin, olahraga, dan diskusi intensif yang melahirkan gagasan-gagasan besar.

 

Pemikirannya kerap sulit dipahami pada awalnya, namun terbukti nyata dalam wujud pengelolaan Al-Zaytun yang melampaui standar nasional, baik dalam kualitas pendidikan, sarana, maupun kemandirian institusi.

 

Di balik dinamika dan ujian yang tak ringan, Al-Zaytun tetap eksis dan kredibel berkat arah kepemimpinan beliau yang revolusioner, mengusung transformasi pendidikan berasrama menuju Indonesia modern abad ke-21.

 

Dengan visi jauh ke depan, Syaykh tampil sebagai transformator sekaligus agent of change, yang terus menyalakan harapan akan lahirnya generasi unggul untuk menyongsong bonus demografi dan peradaban Indonesia masa depan.

 

Menutup sambutan-sambutan, dari masyarakat sekitar, Asmin JB menyampaikan kesan mendalam atas keberadaan Al-Zaytun. Menurutnya, Al-Zaytun bukan hanya milik santri, tetapi juga menjadi pusat pembangunan sosial, ekonomi, dan kultural masyarakat Indramayu.

 

Epilog: Dari Milad ke Peradaban

Milad ke-26 Al-Zaytun menjadi bukti bahwa pendidikan berasrama dapat menjadi model ketahanan, kemandirian, dan inovasi. Dengan dukungan akademisi, sahabat lintas agama, alumni, wali santri, masyarakat, hingga tokoh nasional, cita-cita besar membangun politeknik kini semakin nyata.

 

Al-Zaytun tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi melangkah ke depan dengan penuh keyakinan: membangun manusia Indonesia yang merdeka ruh, merdeka fikir, dan merdeka ilmu bekal untuk Indonesia abad ke-21 yang adil, makmur, dan berdaulat.  ***

(Ali Aminulloh)

Berita Terkait

RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Pilar Pelayanan Kesehatan Modern Berbasis Pendidikan dan Inovasi
Mahasiswa HES IAI Al-Aziz Selesaikan PPL di KUA Kecamatan Kroya
“Pelukan Jiwa” Karya Neneng Kurnia Diluncurkan, Jadi Oase Batin di Tengah Kegelisahan
Inovasi Pertanian Al Zaytun: Membangun Pertanian Berbasis Pengetahuan
Penutupan Praktik Pengalaman Lapangan Mahasiswa IAI Al Zaytun Indonesia di KUA Haurgeulis
Berkat Bantuan 10 Laptop DPR RI Annisa Mahesa, Kampoeng Programming Hadirkan Kelas Gratis Hingga Pos Ronda dan Rumah Warga
Penyuluh Agama KUA Haurgeulis Bersama Mahasiswa IAI Al-Zaytun Indonesia Gelar Penyuluhan di Majlis Taklim Aisyiyah Alfalah
Kunjungan Penyuluh KUA Kecamatan Kandanghaur ke MTKD Al-Ikhlas Haurgeulis
Berita ini 23 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 7 Oktober 2025 - 16:13 WIB

RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Pilar Pelayanan Kesehatan Modern Berbasis Pendidikan dan Inovasi

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 14:40 WIB

Mahasiswa HES IAI Al-Aziz Selesaikan PPL di KUA Kecamatan Kroya

Kamis, 25 September 2025 - 17:38 WIB

“Pelukan Jiwa” Karya Neneng Kurnia Diluncurkan, Jadi Oase Batin di Tengah Kegelisahan

Minggu, 21 September 2025 - 20:49 WIB

Inovasi Pertanian Al Zaytun: Membangun Pertanian Berbasis Pengetahuan

Sabtu, 20 September 2025 - 07:12 WIB

Penutupan Praktik Pengalaman Lapangan Mahasiswa IAI Al Zaytun Indonesia di KUA Haurgeulis

Berita Terbaru

Ekonomi/Bisnis

Koperasi Merah Putih, Gerakan Baru Menuju Ekonomi Kerakyatan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 01:40 WIB

Peristiwa

Sempati 89 Berduka Kehilangan Sosok Peduli Sesama

Jumat, 17 Okt 2025 - 16:22 WIB

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes