Kota Bekasi, BeritaKita – Wali Kota Bekasi Tri Adhianto memimpin apel pagi pegawai pemerintah kota dengan mengheningkan cipta sebagai bentuk doa bersama bagi korban meninggal dan luka-luka akibat kericuhan aksi unjuk rasa yang terjadi di sejumlah daerah.
Dalam sambutannya, Tri Adhianto menyampaikan duka mendalam atas peristiwa yang menelan korban jiwa, baik dari unsur aparat keamanan maupun masyarakat sipil. Ia menyebutkan, tiga aparatur sipil negara (ASN) di Makassar dilaporkan meninggal dunia, seorang pengemudi ojek online bernama Affan turut menjadi korban, dan sejumlah warga mengalami luka-luka akibat kerusuhan yang disertai pembakaran gedung DPRD.
“Peristiwa ini bukan hanya melukai fisik, tetapi juga mental kita sebagai bangsa,” ujar Tri Adhianto. “Mari kita niatkan doa terbaik agar arwah mereka mendapat tempat mulia di sisi Tuhan. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan ketabahan.”
Tri menegaskan bahwa atribut dan simbol kenegaraan harus menjadi pengendali semangat aparatur sipil negara (ASN) untuk tetap menjaga keamanan, ketertiban, dan pelayanan publik dalam situasi sulit. Ia menilai, tindakan anarki seperti perusakan fasilitas umum tidak mencerminkan cara yang tepat dalam menyampaikan aspirasi.
“Apa yang terjadi tadi malam bukanlah aspirasi, melainkan perusakan yang menimbulkan kekacauan,” tegasnya. “Terima kasih kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat, ketua RT, RW, dan pemuda yang turut menjaga lingkungan agar tidak terprovokasi dan menghindari bentrok.”
Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah Kota Bekasi mengerahkan seluruh perangkat daerah untuk siaga menjaga objek vital kota. Satpol PP dan Damkar ditempatkan di titik strategis, Dinas Lingkungan Hidup memastikan kebersihan hingga dini hari, Dinas Perhubungan memonitor arus lalu lintas, dan Dinas Sosial menyiapkan konsumsi bagi petugas yang berjaga siang dan malam.
“Pemkot Bekasi menjadi garda terdepan, bahu-membahu menjaga ketertiban,” tutur Tri Adhianto. “Kita sambut dengan baik teman-teman yang ingin menyampaikan aspirasi, tetapi sebagai pejabat publik kita harus santun dan menolak segala bentuk kekerasan. Hal ini juga telah menjadi deklarasi bersama tokoh agama, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan.” ***
Editor : Rizki