Jakarta, Berita Kita — Pemakaian earphone dalam jangka panjang berpotensi menimbulkan peradangan pada telinga dan merusak kemampuan pendengaran. Risiko ini disampaikan oleh dokter spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala, dan Leher (THT-KL), Dr. dr. Fikri Mirza Putranto, Sp.THT(K), dalam diskusi kesehatan yang digelar secara daring dari Jakarta, Kamis (12/6).
Fikri yang juga merupakan dokter THT-KL di Rumah Sakit Universitas Indonesia menjelaskan bahwa peradangan terjadi akibat pembengkakan pada sel rambut di dalam telinga. Sel rambut ini bertugas menerima sinyal suara dan meneruskannya ke otak dalam bentuk energi listrik.
“Akibatnya, lama-lama sel rambut dalamnya akan mengalami suatu kecacatan dalam pengenalan bunyi. Yang tadinya dia harus bisa mengenal bunyi dengan detail, dengan baik, itu kemampuan itu hilang,” ujar Fikri.
Menurut penjelasannya, ketika seseorang mendengarkan musik keras melalui earphone, sinyal listrik yang dihasilkan meningkat secara berlebihan. Hal ini menyebabkan ujung saraf yang menempel pada sel rambut telinga menjadi rusak bahkan pecah, sehingga kemampuan pendengaran menurun.
Fikri juga menyampaikan bahwa penggunaan earphone dalam durasi panjang dengan volume tinggi membuat otak menganggap suara tersebut sebagai hal yang diinginkan, bukan ancaman. Hal ini memperburuk kondisi karena saraf telinga membuka jalur suara tanpa perlindungan.
“Orang yang biasa menggunakan perangkat mendengarkan suara personal itu risiko terjadinya gangguan pendengaran sampai 23 persen, jadi satu dari empat orang. Tapi, umumnya mereka tidak mengeluh suatu gangguan pendengaran,” ungkapnya.
Untuk mencegah dampak buruk tersebut, Fikri memberikan rekomendasi durasi pemaparan suara berdasarkan tingkat kebisingan. Untuk suara 85 desibel, seperti di lingkungan kerja ramai, batas amannya adalah delapan jam. Sementara pada tingkat 95 desibel, setara suara blender, hanya empat jam. Paparan 100 desibel seperti mesin pabrik disarankan tidak lebih dari dua jam.
Lebih lanjut, Fikri menambahkan bahwa suara 105 desibel sebaiknya hanya didengarkan selama satu jam, 110 desibel selama 30 menit, dan 115-120 desibel—setara dengan konser musik—tidak lebih dari 15 menit.
Dengan semakin meningkatnya penggunaan earphone di berbagai kalangan, terutama generasi muda, edukasi dan kesadaran akan risiko kesehatan telinga menjadi penting untuk mencegah gangguan pendengaran permanen. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis